The Umbrella Academy Season Kedua Lebih Baik atau Lebih Buruk?



The Umbrella Academy (TUA) musim kedua mulai tayang di Netflix kemarin, melanjutkan cerita dari musim pertama, Five membawa saudara-saudaranya yang lain ke masa lalu, tepatnya tahun 1960-an. Sayangnya, alih-alih menghentikan kiamat, mereka membawa kiamat lebih cepat. Semua anggota TUA terpencar karena mereka datang di tahun yang berbeda, 1961, 1962, dan 1963. 


The Umbrella Academy adegan pembukaan (Netflix)

Five datang paling terakhir, dan dia bertemu dengan Hazel yang membawanya 10 hari sebelum kiamat. Lagi-lagi, mereka perlu menguak apa yang menyebabkan kiamat. Kurang lebih mereka meniru pola dari musim pertama untuk beberapa episode awal. Baru sekitar tiga episode terakhir, TUA menawarkan hal baru, dan mengungkap rahasia lain, adanya manusia dengan kekuatan super lainnya.

Untungnya, para anggota TUA sudah lebih dewasa di musim kedua ini, Allison tak lagi menggunakan kekuatannya untuk mendapatkan apa yang ia mau, Klaus dan Vanya bisa mengendalikan kekuatan mereka, Luther sudah tidak lagi terobsesi menjadi pahlawan untuk ayahnya, dan Diego sedikit lebih pintar dari sebelumnya. 

Vanya bisa mengendalikan kekuatannya kali ini (Netflix)

Sayangnya, saya masih merasa musim kedua ini punya banyak kekurangan, walau pun sudah tidak terkesan "molor" seperti musim pertama. Kelemahannya, menurutku, datang dari persepsi time travel dalam serial ini yang akhirnya jadi terkesan terlalu memudahkan perkembangan karakter dan mengurangi banyak elemen misteri yang sebenarnya bisa digunakan kalau dieksekusi dengan baik. Misalnya, dalam TUA, kembali ke masa lalu, secara harafiah, berarti "kembali ke masa lalu" ke tahun 1960-an dimana mereka sebelumnya tidak ada, sehingga segala perbuatan mereka, sekecil apa pun itu, mampu merubah arus waktu dan parallel universe, contohnya dalam film The Butterfly Effect. Sementara, ada persepsi waktu lain, dimana waktu tetap sama, dan ketika seorang karakter kembali ke masa lalu merupakan bagian dari takdir,  sehingga apa pun yang dilakukan oleh karakter tidak benar-benar merubah apa pun, contohnya dalam film Terminator atau serial The OA. Jenis persepsi waktu yang kedua, merupakan alat terbaik kalau penulis memang berfokus pada elemen misteri cerita, sementara persepsi waktu pertama, lebih cocok bila penulis ingin fokus pada elemen aksi, mengingat kuatnya cause and effect.

Tampaknya, The Umbrella Academy musim kedua lebih menguat di elemen aksi ketimbang misteri yang awalnya diperkenalkan dalam musim pertama. Menurut saya pribadi, pilihan tersebut cukup mengecewakan, walau pun cause and effect benar-benar berlaku, tampaknya penulis tidak mau memberikan konsekuensi yang berdampak terlalu besar pada karakter dan alur cerita. Saya rasa mereka memang membuat serial ini semata-mata sebagai hiburan dan tidak berencana memberikan kisah yang terlalu kompleks, sehingga fans yang ingin membuat teori-teori seputar TUA hanya membuang-buang waktu, sebab apa pun bisa terjadi selama penulis cerita menginginkannya. 

Memang ada pertanyaan baru yang ditawarkan dengan kemunculan beberapa karakter baru juga, seperti adanya manusia lain dengan kekuatan super. Namun, hal tersebut hanya berlaku sebagai petunjuk arahan cerita di musim ketiga nanti. 
Tesalonika

Interdisciplinary artist with background studies in Japanese literature, humanities and creative robotics. Learn more: tesalonika.com instagram email

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.