Wonder Woman 1984 Lebih Seru Ditonton di Bioskop

Uh, sayang sekali rasanya kalau kamu mau nonton Wonder Woman 1984 hanya melalui layanan streaming atau bajakan. Saya baru saja pulang dari menonton film ini di bioskop. XXI memberlakukan protokol kesehatan secara ketat, sehingga saya yang awalnya was-was sambil berpasrah kalau akan terjangkit, jadi lega dan bisa menonton film dengan nyaman.

Setelah berbulan-bulan menanti bisa menonton film ini, akhirnya Wonder Woman 1984 hadir juga di tanah air. Sesuai pengumuman dan berita yang beredar, Warner Media akan merilis film ini di HBO Max berbarengan dengan penayangan reguler. Dan saya bisa bilang kalau penantian kita tidak sia-sia. Masih disutradarai oleh Petty Jenkins, dan Gal Gadot sebagai Diana Prince / Wonder Woman sekaligus Produser, Chris Pine kembali memerankan Steve Trevor, ditambah dengan bintang baru, Kristen Wiig sebagai Barbara / Cheetah dan Pedro Pascal sebagai Maxwell Lord.


Gal Gadot sebagai Wonder Woman © Warner Bros.


Kisah Diana kali ini bertempat di tahun 1984, Washington D.C. Diana masih berusaha menyelamatkan hari, menolong orang-orang sambil bekerja sebagai peneliti benda-benda peninggalan sejarah di Museum Smithsonian. Di sana Diana berteman dengan Dokter Barbara Minerva, seseorang yang canggung, lucu, dan ceria. Walau pun pertemanan Diana dengan Barbara awalnya baik-baik saja, rupanya dalam hati, Barbara merasa iri dengan Diana. Dia ingin menjadi cantik, seksi, dan keren seperti temannya. Tak lama muncul seorang pebisnis bernama Maxwell Lord mendekati Barbara demi mendapatkan sebuah benda peninggalan sejarah yang dapat mengabulkan semua permintaan. Diana sudah memiliki firasat buruk tentang Max, dan dia berusaha menjauhkan Barbara, namun, tiba-tiba saja, Steve Trevor muncul dengan ajaibnya.


Chris Pine kembali memerankan Steve Trevor dalam WW84 © Warner Bros.

Film Wonder Woman 1984, memang masih punya beberapa kekurangan teknis. Seperti ada beberapa adegan action yang kelihatan banget menggunakan stunt dummy. Kemudian ada beberapa efek dan gerakan yang tidak natural. Untungnya, performa para pemain, ditambah dengan penulisan naskah yang apik, dan sinematografi yang sungguh mewah, membuat saya memaafkan segala kekurangan yang ada dengan rela. 

Kalau di film pertama, Diana yang menjadi lelucon karena baru pertama melihat dunia di luar Themescyra, sekarang, giliran Steve Trevor. Saya mendapati diri saya menangis setiap kali Steve memandang kagum kemajuan teknologi dan perubahan pesat yang terjadi sejak terakhir kali ia hidup. Mungkin, tanpa disadari, saya juga kangen dengan sosoknya. Dan selagi melihat Steve terpukau, saya juga mengingat kalau dia mati demi menyelamatkan dunia yang sekarang dia lihat. Rasanya sedih banget. Misteri kembalinya Steve Trevor juga dijelaskan dengan baik dalam film ini. Dan penjelasan tersebut tidak terasa “maksa” supaya Steve bisa berbagi scene bersama Diana saja.


Wonder Woman punya armor baru © Warner Bros.

Menurutku, tantangan Diana dalam Wonder Woman 84 ini nggak sekedar menuntut kekuatan fisik, tapi juga kekuatan emosionalnya. Wonder Woman 84 menyajikan sebuah kisah yang masih relevan, masih penting untuk didengar dan diresapi sekali lagi di masa sekarang. Saya menangis dan tertawa berkali-kali sewaktu menonton film ini. Sountracknya keren, pengambilan gambar sampai adegan aksinya juga mantap. Wonder Woman lagi-lagi mendapat tantangan yang sulit, melihat lawannya dengan empati dan pengampunan. Saya berusaha tidak membocorkan ceritanya sama sekali, walau pun sulit. Saya amat merekomendasikan film ini untuk ditonton secepatnya, atau setidaknya ditonton saja.


Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama