Langkah-langkah Membangun Rasa Percaya Diri yang Sehat

Setelah memahami arti percaya diri sesungguhnya dan mengetahui perbedaan percaya diri dengan narsisme, kita bisa belajar bahwa rasa percaya diri yang sehat bisa dibangun dan perlu proses. Apa saja langkah-langkah nya? Simak poin-poin berikut, ya!

Saya percaya bahwa setiap orang memiliki rasa percaya diri dengan tingkatan yang berbeda-beda. Ada yang rendah, ada pula yang terlampau tinggi. Pengertian rasa percaya diri yang sehat adalah keseimbangan, artinya, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi, alias seimbang.

Mungkin kamu seperti saya, punya rasa percaya diri yang terlalu rendah dari normal. Bagaimana cara mengatasinya? Saya mempelajari, ada beberapa langkah untuk mulai diterapkan dan dilatih ke diri sendiri. Pastinya, self-awareness juga perlu. Melatih self-awareness bisa dilakukan dengan meditasi atau menulis. Sadarilah kebiasaan-kebiasaan serta pola pikir kita, atau belief yang kurang tepat. Kemudian, langkah-langkah berikut bisa dilakukan dengan sedikit lebih mudah.


1. Kenali Kekurangan dan Kelebihanmu Secara Obyektif

Seperti berusaha mengenal orang lain, kita juga perlu mengenal diri sendiri. Setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Coba tuliskan kekurangan dan kelebihan yang kamu miliki, nilailah dirimu secara obyektif. Akui dengan berani, kegagalan dan kesuksesanmu selama ini. Jika tidak mampu melakukannya sendiri, kamu bisa bertanya pada orang-orang yang dekat denganmu, atau, jangan malu untuk meminta bantuan profesional seperti psikolog

2. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Membandingkan diri dengan orang lain, tidak akan ada habisnya, dan jarang sekali membawa kebaikan dalam hidup kita. Bukannya menjadi berani, malah kita akan merasa minder dan takut melakukan banyak hal. Belum lagi, kamu akan menjadi pribadi yang penuh rasa iri atau sirik akan kesuksesan orang lain. Seperti isi poin pertama, setiap orang punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Daripada membandingkan diri dengan orang lain, bandingkanlah dirimu hari ini dengan dirimu sendiri di masa lalu. Tanyakan, perkembangan seperti apa yang kamu alami sepanjang 3 tahun terakhir? Hal baru apa yang sudah kamu pelajari? Dan lain sebagainya. 

3. Belajarlah Menghargai Ketidaksempurnaan Dirimu

Hidup ini dipenuhi dengan ketidaksempurnaan. Manusia tak terlepas darinya juga. Kadang kala, tanpa kita sadari, ekspektasi dan harapan orang lain mengenai arti kesuksesan, terbawa dalam cara kita memperlakukan diri sendiri. Lahirlah pribadi-pribadi perfeksionis, dan kalau kebablasan, tidak akan baik hasilnya. Kita jadi memperlakukan diri sendiri dengan amat keras, kemudian berekspektasi dan berharap orang lain akan melakukan hal yang sama.

Sama seperti kamu bisa memaklumi ketidaksempurnaan orang lain, lihatlah dirimu yang tidak sempurna dengan kacamata yang sama. Kamu bukan Tuhan yang bisa melalukan segalanya. Kamu adalah manusia yang bisa membuat kesalahan. Kegagalan dan kesulitan, diperlukan untuk membentuk pribadi yang kuat mental dan sukses. Kalau kamu gagal hari ini, tak mengapa, masih ada hari esok. Lihatlah kekurangan dan ketidaksempurnaan sebagai ruang atau kesempatan untuk mengembangkan diri. Stop taking yourself too seriously.

4. Mengambil Tanggungjawab Atas Hidup, Pilihan, dan Perasaan

Hidup, pilihan/keputusan, dan perasaanmu adalah tanggungjawabmu. Sebuah fakta yang mungkin sulit untuk diterima dan kenyataan hidup yang tak mengenakkan. Ketika kamu pernah diperlakukan dengan buruk oleh orang lain sekali pun, caramu meresponi pengalaman tersebut merupakan tanggungjawabmu, bukan tanggungjawab orang lain. Ketahuilah konsep "dikotomi kendali" melalui filosofi stoa, dimana ada hal yang dapat kita kendalikan, dan ada hal yang diluar kendali kita.

Ketika kamu bisa mengambil tanggungjawab atas hidupmu, kamu akan berhenti menjadi korban dari keadaan. Kamu mengambil posisi aktif untuk membangun dirimu dan melihat masa depan dengan sudut pandang yang sedikit lebih baik dari sebelumnya. Tentunya, proses ini perlu disertai kecerdasan dan kedewasaan emosional. Sekali lagi, jangan malu atau takut untuk minta bantuan profesional, seorang psikolog akan dengan senang hati membantumu membangun rasa percaya diri yang sehat.

5. Pilah Mana yang Bisa Kamu Terima dan Mana yang Tidak

Baik lingkungan pertemanan, hubungan asmara, atau kehidupan profesional sekali pun, amat sangat penting bagi kamu untuk tahu, mana yang bisa kamu terima dan mana yang tidak. Dalam kata lain, langkah ini memintamu untuk belajar bilang "tidak". Setelah mengenali dirimu, menghargai kekuranganmu, perlahan namun pasti, hal-hal seperti apa yang tidak perlu di-iya-kan, akan terpilah dengan sendirinya. Sudah tidak zaman berteman dengan orang-orang toxic, atau bertahan dengan orang-orang yang tak menambahkan satu pun nilai baik dalam hidupmu. Seperti kata Austin Kleon, mengatakan "tidak" pada dunia bisa teramat sulit, tetapi terkadang itulah satu-satunya cara untuk berkata "iya" terhadap karyamu dan kewarasanmu

6. Bangun Lingkungan dan Hubungan yang Sehat

Langkah ini merupakan bagian dalam melatih keaktivanmu mengambil tanggungjawab. Akan lebih baik ketika kamu menyadari siapa saja orang-orang yang menyayangimu tanpa syarat, tanpa ekspektasi. Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang positif, sehat secara mental dan emosional. Agar setidaknya, kamu bisa mempertahankan rasa percaya diri yang telah kamu bangun dengan susah payah. Tak perlu berteman dekat dengan individu yang suka gibah, suka berasumsi negatif, atau meremehkan kemampuanmu secara konstan. Jika tidak ada orang lain yang sehat di sekitarmu, maka, jadilah orang itu bagi – setidaknya – dirimu sendiri, dan orang lain. 

7. Ingat, Hidup itu SINGKAT

Mengingatkan diri sendiri akan betapa singkatnya kehidupan ini, membuat saya tak mau ambil pusing pada hal menye-menye – hal yang tidak bisa saya kendalikan. Selama kita tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, apa salahnya dilakukan? Mencari pengakuan dari orang lain, tak akan membuat diri kita puas, dan belum tentu orang lain akan memberikan apa yang kita harapkan. Kunci kebahagiaan dan rasa percaya diri yang sehat, sebenarnya ada dalam diri kita masing-masing.


Referensi luar:
Tesalonika

I write, draw, and design things. I study Japanese literature, humanities and creative robotics. Learn more: tesalonika.com instagram email

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.

Mau terus update? Ikuti kami di Telegram, Whatsapp atau langganan surat kabar via email di bawah ini, GRATIS!!!



Jika blog ini bermanfaat, kamu bisa mendukung kreator menghasilkan lebih banyak konten bermanfaat dengan cara memberi donasi.