Percaya Diri Tidak Sama Dengan Narsisme

Percaya Diri Tidak Sama Dengan Narsisme

Rasa percaya diri diperlukan dalam berbagai hal. Saya ingat ending dari film Ip Man terakhir, sewaktu sang anak dengan percaya diri meminta sang ayah mengajarkan ilmu bela diri. Donny Yen, berperan sebagai Ip Man, mengatakan pada anaknya, “self-confidence is the most important thing, no matter where you are.” Rasa percaya diri adalah hal terpenting, tak peduli dimana pun kamu berada.

Mungkin, sama seperti saya, kamu juga kesulitan membedakan antara percaya diri dengan sifat narsis. Sebetulnya, percaya diri dan narsis tidaklah sama. Percaya diri dan narsis adalah dua hal yang benar-benar berbeda. Tidak selamanya orang yang gemar ber-selfie itu narsis, dan tidak semua yang percaya diri suka menjadi pusat perhatian. 

Sebenarnya, apa sih bedanya sikap narsisme dan rasa percaya diri itu? Saya melakukan research beberapa bulan terakhir untuk memahami dua konsep yang amat sering disalahpahami ini. Dan saya menemukan perbedaan antara sikap percaya diri dan narsisme. Mari kita simak bersama dalam artikel ini.


5 (lima) Kunci Perbedaan Percaya Diri dan Narsisme: 

  • Narsisme berfokus pada diri sendiri, sedangkan kepercayaan diri tidak.
  • Narsisme sangat membutuhkan pengakuan, sementara kepercayaan diri tidak berusaha untuk membuktikan diri.
  • Individu narsistik mengeksploitasi orang lain untuk keuntungan mereka, sementara orang yang percaya diri berusaha untuk mendukung orang lain.
  • Selain itu, orang narsis tidak bisa dan tidak mau mengakui kesalahan, sementara orang dengan kepercayaan diri yang sehat bertanggung jawab.
  • Individu narsistik berpikiran sempit dan egois, sementara individu yang percaya diri melihat gambaran yang lebih besar.

Berdasarkan pola pikir dan niatannya, sikap narsisme dan rasa percaya diri sangat berbeda, bukan? Pertama dengan cara mereka meresponi kesuksesan orang lain. Kedua, cara mereka mereka meresponi pertumbuhan orang lain. Perbedaan ketiga adalah tingkat empati yang dimiliki oleh orang narsis dan percaya diri. Keempat, kemampuan mereka mengakui kesalahan. Terakhir, dan juga tak kalah penting, pola pikir orang narsistik amatlah sempit, sementara orang yang percaya diri, cenderung melihat gambaran yang lebih besar.

1. Cara Meresponi Kesuksesan Orang Lain

Ketika melihat orang lain sukses, mungkin tersemat sedikit rasa iri dalam hati kita. Hal tersebut masih wajar saja sih, tapi sikap iri bisa menjadi tidak wajar ketika seseorang mulai merendahkan orang lain, membesar-besarkan pencapaian yang tidak seberapa untuk menutupi rasa inferior atau kekurangan dan merasa terintimidasi dengan pencapaian orang lain. 

Di sini lah kamu bisa menilai perbedaan sikap narsistik dengan rasa percaya diri. Orang yang memiliki gangguan narsistik, tidak bisa menerima kesuksesan orang lain, cenderung merendahkan pencapaian orang lain, misalnya kalimat yang mereka lontarkan bisa berupa, “yaampun, segitu doang dia udah bangga banget, sih.” Seseorang dengan gangguan narsistik, sebenarnya memiliki rasa kurang percaya diri. Orang narsistik akan merasa tidak nyaman ketika kekurangannya dilihat oleh orang lain.

Sementara, ketika kita membicarakan seseorang yang memiliki rasa percaya diri, mereka tidak akan tenggelam atau mengikuti perasaan iri terhadap kesuksesan orang lain, sebab, mereka percaya pada kemampuan serta kekurangan dirinya, demikian juga dengan kelebihan orang lain. Orang yang percaya diri, tidak akan merasa minder hanya karena rekannya lebih dulu mendapatkan promosi di kantor. Dia percaya bahwa suatu hari nanti dia akan mendapatkan kesuksesan, mungkin dalam bidang yang menjadi keunggulannya. Mereka tidak akan merendahkan orang lain, alih-alih menyerang karakter seseorang. Justru, mereka akan mendukung dan berusaha belajar dari orang lain yang lebih pandai di bidangnya.

2. Cara Meresponi Pertumbuhan Orang Lain

Di saat orang percaya diri memilih belajar dari orang yang berkembang banyak darinya, seseorang dengan gangguan narsistik akan berusaha menjadi pusat perhatian, mengambil sebanyak mungkin kredit atau pujian atas segala yang ia lakukan. Orang dengan gangguan narsistik seperti ini, akan membuat dirinya tampak lebih superior dibandingkan dengan yang lain.

Ketika orang percaya diri bisa menghargai perbedaan tumbuh kembang antara dirinya dengan orang lain, orang dengan gangguan narsistik, tidak dapat menghargai perbedaan tersebut. Dia akan merasa dirinya selalu lebih baik dibandingkan orang lain dan caranya selalu yang paling benar.

3. Cara Berempati pada Orang Lain

Seseorang dengan gangguan narsistik nyaris tak pernah berempati dengan orang lain di sekitarnya. Mereka berusaha mendapatkan keuntungan dari orang lain. Bersukaria di atas keterpurukan seseorang, atau hal-hal lain yang dianggap akan menguntungkan dirinya. Sementara, orang yang percaya diri, akan menyayangi orang lain dengan ketulusan serta keikhlasan, tanpa mengharapkan keuntungan apa pun dari orang lain di sekitarnya. 

Makanya, tak heran jika orang dengan gangguan narsistik tak memiliki teman dekat atau orang yang berarti bagi mereka, sebab yang paling berarti bagi orang sejenis ini adalah diri mereka sendiri. Sekali pun mereka terlihat peduli pada orang lain, kita mungkin tidak akan pernah tahu ada niat apa dibaliknya. Bersikap baik agar dianggap “baik” juga bentuk dari sikap narsistik. Tangan mereka mungkin memelukmu dan seolah membelamu, namun di dalam hati, bisa jadi mereka senang karena orang lain bersedih, membutuhkan bantuan mereka sehingga membuatnya merasa lebih superior (dibutuhkan).

4. Cara Menyikapi Kesalahan

Seseorang dengan gangguan narsistik memiliki kesulitan menerima jika mereka bisa melakukan kesalahan. Dia akan menyalahkan orang lain, daripada mengambil tanggungjawab atas kesalahannya. Selain itu, ketidakmampuan individu narsistik ini, mengakibatkan mereka kesulitan menerima kegagalan. Alhasil, mereka bisa memilih bunuh diri daripada dipandang gagal. Dia sudah terlanjur mengaitkan identitas diri pada kesuksesan dan kesempurnaan.

Walau pun mengakui kesalahan dan menerima kegagalan bukan hal yang mudah bagi semua orang, jauh lebih mudah bagi orang yang memiliki kepercayaan diri yang sehat menerima hal itu dengan penuh tanggungjawab dan tidak berusaha melimpahkannya pada orang lain. Ini karena orang yang percaya diri tahu bahwa identitas diri mereka tidak ditentukan oleh kesuksesan mau pun kegagalan. Akibatnya, mengakui kesalahan, kegagalan, dan kekurangan adalah hal yang mungkin dilakukan. Orang yang memiliki rasa percaya diri, yakin pada proses yang perlu ia jalani daripada kesempurnaan semata.

5. Cara Menghadapi Situasi

Tanda sebenarnya dari kepercayaan diri yang sehat adalah kemampuan untuk melihat situasi tertentu dari sudut pandang orang lain (empati). Sederhananya, kepercayaan diri yang sehat memungkinkan seseorang untuk melihat diri sendiri sebagaimana adanya (bagian kecil) tetapi penting dari gambaran yang jauh lebih besar. Sebaliknya, narsisis melihat diri mereka sebagai pusat dari gambaran yang jauh lebih kecil. Individu dengan gangguan ini sering menganggap pengalaman subjektif mereka sebagai realitas tertinggi, menciptakan kapasitas yang jauh lebih kecil untuk memperhitungkan pengalaman atau perspektif orang lain. i.e Menganggap dirinya sebagai pusat alam semesta. Misalnya, playing victim, sering merasa diri mereka sebagai korban atas kecurangan atau kejahatan orang lain. Tidak menang kompetisi, karena peserta lain curang atau jurinya dibayar.

Bagaimana supaya kita tidak menjadi individu narsistik?

Mengatasi sifat mementingkan diri sendiri dan menumbuhkan kepercayaan diri yang sehat merupakan proses bagi kita semua. Memang itu adalah fakta yang kurang menyenangkan. Namun, dalam kasus gangguan kepribadian narsistik, proses untuk “tidak melulu memikirkan diri sendiri” ini telah terhambat, bahkan mungkin pada usia dini. Untuk menjauh dari rasa diri yang muluk-muluk ini, kemungkinan besar dibutuhkan perawatan profesional seperti terapi ke psikolog atau psikiater.

Referensi Luar:

Tesalonika

I write, draw, and design things. I study Japanese literature, humanities and creative robotics. Learn more: tesalonika.com instagram email

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.

Mau terus update? Ikuti kami di Telegram, Whatsapp atau langganan surat kabar via email di bawah ini, GRATIS!!!



Jika blog ini bermanfaat, kamu bisa mendukung kreator menghasilkan lebih banyak konten bermanfaat dengan cara memberi donasi.