Sebenarnya ada trik termudah untuk membedakan antara pernyataan fakta dengan opini dari sekedar memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi). Cara ini juga biasa saya terapkan ketika menulis sesuatu, seperti artikel ini.
Coba baca dan perhatikan kalimat-kalimat berikut:
- Ini adalah kertas.
- Kertas biasanya digunakan untuk menulis atau menggambar.
- Kertas bisa digunakan sebagai bahan kerajinan tangan.
Kalimat-kalimat di atas adalah contoh dari kalimat bermuatan fakta. Selain memiliki data dan pernyataan yang dapat dikaji dan dibuktikan, kalimat fakta cenderung menjelaskan subyek dengan kata kerja (V) atau kata benda (N).
Ambil satu kalimat di atas dan kita urai seperti ini:
Kertas (subyek) biasanya digunakan untuk menulis (kata kerja) atau menggambar (kata kerja).
Sementara, coba baca dan perhatikan kalimat berikut:
- Membuat kerajinan berbahan kertas sangat mudah.
- Kerajinan berbahan kertas semuanya cantik dan menarik.
- Warna kertas terbaik adalah merah.
Kalimat-kalimat di atas adalah contoh dari kalimat bermuatan opini. Selain tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan tidak dapat dikaji, kalimat opini cenderung menjelaskan subyek dengan kata sifat.
Almbil satu kalimat di atas dan kita urai seperti ini:
Membuat kerajinan (subyek) berbahan kertas sangat mudah (kata sifat).
Ini adalah trik yang tidak sengaja saya mengerti ketika sedang rajin menulis. Kalimat opini, biasanya berfokus pada pandangan sang penulis yang tidak bersifat obyektif. Tergantung dari siapa yang membuat kerajinan berbahan kertas tersebut, tingkat "kemudahan"-nya tidak pasti/variatif dan tidak dapat dibuktikan secara pasti. Sementara fakta bahwa kertas biasanya digunakan untuk menulis atau menggambar bisa buktikan karena kita melihat dan melakukannya sehari-hari.