Kenapa Kamu Nggak Perlu Mengeluh Menurut Stoicism


Sambil mempelajari filosofi stoa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, saya jadi semakin aware atau sadar dengan kebiasaan diri sendiri saat sedang bekerja atau bersosialisasi.

Kadang, saat kerjaan lagi menumpuk, deadline ketat, atau bertemu dengan orang-orang menyebalkan, saya pasti tergoda untuk mengeluh atau ngomongin orang lain. Sementara, di Stoisisme, kita diajarkan untuk nggak mengeluh, dan nggak ngomongin orang.

Kenapa Kita Nggak Perlu Mengeluh?

I have to go to work — as a human being. What do I have to complain of, if I'm going to do what I was born for — the things I was brought into the world to do? Or is this what I was created for? To huddle under the blankets and stay warm? (– Marcus Aurelius)

Terjemahan:

"Saya harus pergi bekerja - sebagai manusia. Apa yang harus saya keluhkan, jika saya akan melakukan yang menjadi alasan saya dilahirkan — hal-hal yang harus saya lakukan di dunia? Atau untuk apa aku diciptakan? Untuk meringkuk di bawah selimut dan tetap hangat?"

So you were born to feel “nice”? Instead of doing things and experiencing them? Don’t you see the plants, the birds, the ants and spiders and bees going about their individual tasks, putting the world in order, as best they can? And you’re not willing to do your job as a human being? Why aren’t you running to do what your nature demands? (– Marcus Aurelius)

Terjemahan:

"Jadi kamu dilahirkan untuk merasa "baik/nice"? Alih-alih melakukan sesuatu dan mengalaminya? Tidakkah kamu melihat tanaman, burung, semut, laba-laba, dan lebah melakukan tugas masing-masing, menata dunia sebaik mungkin? Dan kamu tidak mau melakukan pekerjaan kamu sebagai manusia? Mengapa kamu tidak berlari untuk melakukan apa yang dituntut oleh alam (nature)?"

Menurut Marcus Aurelius, bekerja adalah tugas kita sebagai manusia. Setiap orang punya tanggungjawab dan tempatnya masing-masing di dunia, sama seperti tanaman, burung, semut, laba-laba dan lebah. Seperti seorang Ayah, punya tugas dan kewajibannya sendiri yang berbeda dengan seorang Ibu. Sebagai anak, guru, pelajar, dan profesi apa pun yang sedang kamu jalani sekarang, punya tugas dan tanggungjawab masing.

Sifat kita (our nature), tegas Marcus Aurelius, adalah untuk menjalani kehidupan pelayanan - untuk membantu orang lain dan berkontribusi pada dunia. Setiap penolakan terhadap tujuan yang melekat ini merupakan negasi dari sifat kita dan kegagalan self-love / cinta-diri.

Ada pula nasehat lain dari filusuf stoa; jika kita masih bisa mengerjakannya, maka kerjakan saja tanpa perlu bersungut-sungut atau mengeluh. Jika keadaan tidak memungkinkan, kita bisa mencari cara untuk melaluinya.

Tesalonika

I write, draw, and design things. I study Japanese literature, humanities and creative robotics. Learn more: tesalonika.com instagram email

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.

Mau terus update? Ikuti kami di Telegram, Whatsapp atau langganan surat kabar via email di bawah ini, GRATIS!!!



Jika blog ini bermanfaat, kamu bisa mendukung kreator menghasilkan lebih banyak konten bermanfaat dengan cara memberi donasi.