Kunci Sukses: Kiat Singkat Menjaga Konsistensi


Tidak hanya saya, mungkin kamu juga sudah merasa jenuh dengan keadaan saat ini; pandemi tak kunjung reda, PPKM entah sampai kapan, akses jalan banyak yang ditutup, dan mau tidak mau, kita harus melakukan berbagai kegiatan dari rumah aja. Di saat seperti ini, cukup menantang bagi kita untuk tetap menjaga konsistensi dalam pekerjaan. Soalnya, kalau dulu, kita merasa jenuh, agaknya masih ada hiburan dan bisa cari udara segar, tapi sekarang, kita sulit kemana-mana dan penyakit yang sedang melanda dunia ini nggak bisa diremehkan.

Berikut ini adalah tips menjaga konsistensi yang saya mulai terapkan sejak beberapa bulan lalu, agar WFH jadi tidak terasa begitu berat. Semoga kamu bisa terbantu dengan tips berikut ya!


1. Ingat Alasanmu Melakukannya

Beberapa hari lalu, saya menerbitkan artikel mengenai podcast Stoic Coffee Break di Spotify, dimana salah satu episodenya, membahas tentang “menemukan tujuanmu” atau Find Your Why. Penting bagi kita mengetahui alasan kita melakukan sesuatu, apalagi pekerjaan. Dan alangkah baiknya jika kita memiliki alasan yang termotivasi oleh dorongan internal, misalnya; saya bekerja di toko kue, karena saya ingin belajar cara membuat kue dan menghiasnya. Tentunya, dengan alasan yang bermotivasi dari dorongan internal seperti ini, kita tidak akan mudah menyerah, memiliki kemauan untuk berjuang saat dihadapkan pada kesulitan.


2. Jangan Lakukan Semua Hal Sekaligus

Ini adalah kesalahan yang sering saya lakukan, mencoba melakukan segalanya di saat bersamaan. Padahal otak kita tidak dapat melakukan hal semacam itu. Kekuatan dan kemampuan perhatian kita sungguh sangat terbatas. Ada baiknya jika kita fokus pada satu aspek terlebih dahulu sebelum melompat ke hal lain. Misalnya, jangan mencoba berhenti merokok di saat sedang berusaha menurunkan berat badan. Pilih dahulu satu hal, tuntaskan, maka baru bisa beralih ke hal lain.

Selain mencegah burn out, tips satu ini bisa membantu kita bekerja dengan lebih efisien (waktu dan tenaga). Dalam satu aspek yang ingin difokuskan tadi, pecah ke dalam beberapa langkah kecil yang signifikan. Misalnya, saya saat ini sedang ingin fokus dalam membenahi karir dan keuangan. Maka saya akan menuliskan beberapa langkah; (1) mencatat sumber pemasukan saat ini, (2) menulis target / jenis klien seperti apa yang ingin saya ajak bekerjasama, (3) merapihkan portfolio sesuai dengan target klien saya.


3. Jadwalkan Prioritasmu, Bukan Memprioritaskan Jadwalmu

Ada bedanya ketika kita menjadwalkan prioritas dengan memprioritaskan jadwal. Seringnya orang-orang terbalik, mereka memprioritaskan jadwal, bukan menjadwalkan hal yang sebetulnya prioritas. Akhirnya, kita jadi stress, karena merasa HARUS mengikuti jadwal padat dan tidak akan terasa menyenangkan.

Jika kita menjadwalkan prioritas, maka kita tahu di hari dan saat kapan kita perlu melakukan yang memang harus dilakukan. Proses tersebut juga jadi lebih menyenangkan. Misalnya, masih contoh dari kasus saya tadi, saya menempatkan “mencatat sumber pemasukan saat ini” di nomor pertama. Saya menentukan target, setidaknya saat waktu senggang di hari Sabtu atau Minggu, saya harus sudah menyelesaikannya. Kemudian, langkah kedua adalah menulis target, klien seperti apa yang saya inginkan, dan jumlah bayaran yang ingin saya dapatkan. Maka, saya akan meluangkan waktu agak lebih lama untuk melakukan riset, menghitung pengeluaran, dan lain sebagainya. Baru saya masuk ke langkah ke-3 dan seterusnya. Saya menargetkan, setidaknya, saya sudah mulai merapihkan portfolio di akhir bulan depan.


4. Jangan Ikuti Perasaanmu

Mungkin ini adalah tips terpenting dalam menjaga konsistensi yang sering tak berani disebutkan orang. Jangan ikuti perasaanmu. Dalam kasus saya, ketika “merasa” sedang tidak ingin menghitung jumlah pemasukan, saya tidak boleh mengikuti perasaan itu. Saya harus tetap duduk, membuka kalkulator, dan mulai menuliskan pemasukan-pemasukan pasti perbulan. Begitu pula jika saya tidak berhasil mencapai target untuk mulai merapihkan portfolio di akhir bulan depan, saya tetap harus melakukannya walau sudah masuk bulan selanjutnya sekali pun.

Melawan perasaan memang bukan hal yang mudah, apalagi jika sudah terbiasa bekerja hanya saat “in-the-mood.” Tapi, jika kamu punya alasan kuat dan mengingatkan dirimu, melawan perasaan mager atau malas jadi hal yang tidak begitu berat. Soalnya, sekali kita mengikuti perasaan, maka sudah pasti kita akan terus-terusan mengikuti rasa tersebut dan akhirnya tidak akan konsisten.


Jika kita mau sukses, maka konsistensi adalah koentji. Membangun sebuah bisnis, karir, bahkan blog, bukan pekerjaan yang bisa jadi dalam semalam (kecuali kamu minta bantuan jin). Memang, kelihatannya kiat-kiat dari saya barusan terlihat mudah dimengerti atau tidak punya terlalu banyak poin, tapi tantangan sesungguhnya baru ada saat melakukannya. Jadi, demikianlah kiat-kiat singkat dari saya (yang ternyata tidak begitu singkat). Semoga kamu tidak hanya membaca saja, tapi juga dipraktikkan. 
Tesalonika

Interdisciplinary artist with background studies in Japanese literature, humanities and creative robotics. Learn more: tesalonika.com instagram email

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.