Drama "GTA: The Trilogy The Definitive Edition" Ada Apa Dengan Game Masa Kini?


               Dengan kesuksesan Rockstar di franchise Grand Theft Auto (GTA); GTA V dan GTA Online, Rockstar beberapa waktu lalu merilis versi remaster baru tiga judul GTA lawas mereka. Tidak sampai sebulan berlalu, para penggemar franchise GTA sudah menuaikan keluh kesah mereka terhadap remaster tersebut; Dimulai dari grafik, bug, dan juga mekanik dalam game, tampaknya GTA sudah mulai kehilangan kejayaannya sebagai game yang bisa dikatakan “game yang sempurna”. Jaman sebelum patches dan perbaikan bugs yang memungkinkan developer game untuk memperbaiki kualitasnya sedikit demi sedikit. Kita masih bisa menikmati game-game pada masanya dengan seru pada waktu itu. Tapi di zaman sekarang, mengapa kita harus melalui itu lagi?

Sebelum itu, seburuk apakah GTA: The Trilogy – The Definitive Edition? Sampai banyak sekali yang angkat bicara mengenai remaster yang satu ini? Setelah memainkan hampir setiap versi utama dari game ini dalam beberapa bentuk selama bertahun-tahun, sangat jelas bahwa remaster ini dibangun di atas port game lamanya yang sudah rusak dari setiap game. Memang, setiap game tidak menutup kemungkinan akan muncul bug yang merajalela dan animasi yang dilucuti. Tapi objek yang kasat mata – yang kalau kita menjalankan misi untuk mengejar orang, kemudian kita terhadang/tertabrak dengan objek yang ada di game tapi tidak terlihat, ditambah dengan kontras warna buruk dan ketidakstabilan frame rate? Dengan tenaga konsol masa kini yang mampu menopang kekuatan resolusi 4K serta tingkat frame rate 60 fps dengan mulus, GTA: The Trilogy – The Definitive Edition terasa seperti memainkan versi demonya.



Downgrade atau penurunan kualitas ini juga bisa terlihat dari WWE2K antara WWE2K19 dengan WWE2K20. Entah bagaimana, perbaruan dari game yang pada dasarnya hanya sekedar perbaruan karakter, pakaian, dan arena, bisa dijadikan sebuah patch dan juga konten unduhan atau dikenal dengan DLC (Downloadable Content). Serupa dengan sebuah remaster, WWE2K19 ke WWE2K20 diharapkan menampilkan grafik terbarukan dengan teknologi memadai mengikuti arus teknologi grafik yang terus berkembang, glitch berkurang, dan ditambah dengan fitur baru untuk menarik pemain lama. Transisi antara WWE2K19 ke WWE2K20 tampaknya justru sebaliknya, grafik dari 2K20 justru memburuk dan glitch bertambah ke skala dimana 2K20 dinobatkan game terburuk. Yang menjadikan WWE2K20 banyak menimbulkan kekecewaan besar bagi para penggemarnya, bukan dari fitur-fitur baru yang ditambah seperti yang disebutkan tadi, melainkan fitur yang sudah ada sejak setengah abad lalu, tidak bisa diakses ataupun dimainkan di 2K20.


Upaya perbaikan remaster untuk peningkatan grafis ini tidak semestinya berujung buruk, ini karena setiap rilisnya sebuah remaster bertujuan untuk menghidupkan kembali untuk generasi baru, agar bisa memainkan game yang pada masanya berjaya, dan juga dengan tujuan untuk merilis sekuel dari game awal. Seperti Crash Bandicoot, Spyro, Final Fantasy VII, The Last of Us, dan juga Marvel's Spider-Man, kelima game tersebut mendapatkan respon yang baik dari para penggemar lama maupun baru.



Seperti kebanyakan remaster, Rockstar juga telah memperbarui grafik visualnya menggunakan alat software yang terbarukan. Secara konsep, Rockstar melakukan segalanya dengan benar. Resolusi telah dinaikkan menjadi 4K, sudut-sudut dari poly rendah telah dihaluskan, karakter dan NPC telah diberikan model wajah baru atau diperbarui, sistem pencahayaan dinamis telah ditambahkan, dedaunan telah sepenuhnya dirapihkan, bayangan objek yang lebih baik telah diperkenalkan. Semua itu positif–di atas kertas. Dalam eksekusinya, dengan harapan kualitas grafik yang ditingkatkan untuk 3 game di era yang berbeda, upaya dan arah tersebut secara tidak disadari ataupun disadari meninggalkan teknikalitas game, alhasil merusak suasana asli, atau kemanusiaan dari karakter-karakter ini yang menjadikan GTA sebuah utopia yang berasa nyata bagi para penggemar lama.



Yang sebagian besar orang bayangkan–termasuk saya sendiri, dari diumumkan GTA: The Trilogy – The Definitive Edition, kita akan disajikan dengan rasa nostalgia trilogi game tersebut dengan kualitas grafik seindah God of War (2018), The Last of Us, dan (entah kalian sudah pernah lihat atau tidak) Mod grafik 4K GTA Online digabung menjadi satu. Sayangnya tidak. Hal yang paling masuk akal dari mengapa Edisi Definitif ini tidak seperti yang kita harapkan tidak lain dari GTA: The Trilogy – The Definitive Edition merupakan sebuah remaster langsung yang menomorsatukan peningkatan kualitas grafik dan bukan sebuah remake. Untuk skala game open world sekompleks dan seluas GTA – apalagi untuk tiga game, akan membutuhkan investasi yang besar. Mengingat pemain GTA V dan GTA Online masih bertahan walaupun sudah 8 tahun sejak pertama dirilis – dengan transaksi pembelian dalam game yang tinggi, kemungkinan Rockstar untuk menuangkan modal untuk sebuah remake sangatlah kecil. Dan tidak menutup kemungkinan, rumor mengenai Rockstar tengah membuat GTA VI mungkin saja menjadi alasan Edisi Definitif ini tidak mampu disempurnakan.


Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama