Mungkin sebagian besar dari kalian sudah pernah menemukan dialog dari film tertentu yang membuat kalian disadarkan kembali kalau kalian sedang menonton film, atau kalian mungkin dikejutkan dengan karakter dalam film tersebut, membuat kalian tertawa, atau terkadang terkejut. Tapi tahukah kalian, fenomena yang kalian temukan itu sebenarnya memiliki istilah dan sudah cukup lama keberadaannya di media. Istilah tersebut dinamakan Meta.
Walaupun memiliki satu arti, saat ini dan mungkin kedepannya akan ada beberapa istilah yang berbeda, hal ini terlihat dari bagaimana istilah Meta ini digunakan dalam konteks tertentu, seperti Meta di dalam dunia perfilman berbeda dengan istilah Meta dalam dunia video game. Kalau begitu, ada berapakah istilah Meta yang sebenarnya? Dan istilah mana saja yang perlu kita ketahui saat ini?
Pengertian Meta secara definisi
Meta sendiri menurut kamus Cambridge memiliki arti;
“(Dari sesuatu yang ditulis atau dilakukan) mengacu pada dirinya sendiri atau sesuatu dari jenisnya sendiri”
Dari bahasanya, meta dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang merujuk kepada dirinya sendiri. Serupa dengan kamus Cambridge, urban dictionary mengartikan Meta sebagai:
“Meta berarti tentang hal itu sendiri. Ini melihat sesuatu dari perspektif yang lebih tinggi, bukan dari dalam, seperti sadar akan dirinya sendiri.”
Meta seringkali terlihat digunakan berkaitan dengan merujuk kepada cerita, percakapan, karakter, dan lain sebagainya yang secara sadar mengomentari subjek atau fiturnya sendiri yang kita akan seterusnya bahas. Contoh mudahnya sering kali dalam bentuk parodi.
Metacinema
Metacinema atau Meta-cinema adalah praktik sinematik yang memungkinkan sineas untuk merefleksikan medianya sendiri melalui pembuatan film. Melalui praktik pembuatan film, para sineas ini mewujudkannya dengan menggambarkan bioskop di cermin untuk memandang dirinya dalam upaya untuk mengenal dirinya lebih baik. Praktik ini tidak eksklusif untuk bioskop; seni lainnya seperti lukisan dan khususnya sastra, telah terlibat untuk mengaplikasikan praktik tersebut. Dalam konteks sastra, Brian Ott dan Cameron Walter dalam jurnal yang diterbitkan oleh Studi Kritis dalam Media Komunikasi yang berjudul Intertextuality: Interpretive practice and Textual Strategy menggambarkannya sebagai;
"Cara menulis yang sengaja menarik perhatiannya sifat fiksi dengan mengomentari kegiatannya sendiri”.
Praktik metacinema ini terlihat ketika sebuah film menceritakan tentang film dan hal-hal yang berhubungan dengan film, yang dapat meliputi; perencanaan, proses pemotretan, dan proses pengeditan. Dari hal tersebut, film tentang membuat film bisa dikatakan sangat meta—terutama ketika para aktor mengkritik aktingnya. Untuk aktornya sendiri, meta dicapai dengan memecahkan dinding keempat atau sering dikenal dengan breaking the fourth wall atau fourth wall breaking. Contoh nyatanya bisa dilihat di film-film seperti film Quentin Tarantino Once Upon a Time... in Hollywood dengan menunjukkan kita bagaimana perspektif kita dalam kita memandang film, atau film Deadpool dengan sejumlah komentar Deadpool (Ryan Reynolds) sepanjang film.
Meta Video Game
Berbeda dengan istilah lainnya, di dalam video game ataupun komunitas video game, meta dikenal sebagai akronim M.E.T.A yang artinya "Most Effective Tactics Available". Tidak hanya di video game, akronim ini juga dijumpai di board game dan juga game role-playing (RPG). Di dalam mekanik game biasanya dianggap sebagai Meta ketika mengaplikasikan strategi yang paling efisien dari segi waktu, tenaga, dan sumber daya untuk mendapatkan reward terbanyak.
Jika kalian menggunakan karakter yang OP (Over Power) untuk menjalankan misi tertentu yang dapat memberikan reward paling besar dalam waktu sesingkat mungkin, bisa dikatakan sebagai Meta. Istilah ini telah membentuk cara kita melihat game online tradisional dan juga kontemporer serta memiliki dampak yang sangat besar, terutama di esports. Istilah tersebut dapat mencakup apa saja, mulai dari memilih karakter tertentu, hingga bermain dengan cara tertentu. Meta memandu dan membentuk cara segal permainan dimainkan. Contoh singkatnya di dalam game yang sering kita jumpai saat ini adalah bagaimana kita memilih item yang tepat untuk kelas hero yang kita pilih, dengan banyaknya variasi item yang kita bisa pilih, “cocoklogi” masing-masing pemain lah yang menentukan apakah karakter yang dimainkan meta atau tidak.
Taktik dari pemain ini juga lah yang kemudian menjadi penentu sebuah game yang dibuat sedemikian mungkin akan dinilai sempurna atau tidaknya. Ini dikarenakan sudah lazim hukumnya ketika pemain profesional menemukan taktik yang sangat OP sehingga ia tidak bisa terkalahkan ketika ia menggunakan Meta tersebut. Hal tersebut akhirnya menimbulkan pembaruan (updates) dari pengembang game untuk melemahkan sebuah karakter dalam game yang biasa disebut dengan nerf ataupun menguatkan sebuah karakter ketika terlalu lemah untuk digunakan, atau biasa disebut dengan buff.
Metaverse
Akhir-akhir ini, dikabarkan kita berpotensi akan bergerak satu langkah menuju distopia dimana akan ada dua dunia dengan kemunculan Metaverse oleh Mark Zuckerberg dengan pengumumannya facebook mengganti nama menjadi Meta Platforms Inc. Istilah Metaverse pada umumnya sudah lumayan lama keberadaannya, secara definisi pun sudah tercatat di sejumlah jurnal dan artikel. Menurut jurnal Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), Metaverse merupakan kombinasi dari awalan “meta” dengan kata “universe” (semesta), dideskripsikan sebagai lingkungan sintetis yang terkait dengan dunia fisik. Dari sebagian besar publikasi, definisi metaverse sendiri terpusatkan pada asal muasalnya yang ditarik dari jurnal yang diterbitkan oleh Penn State University Press. Di jurnal tersebut, disebutkan istilah metaverse pertama kali diciptakan dalam satu karya fiksi bernama Snow Crash, sebuah novel yang ditulis oleh Neal Stephenson pada tahun 1992, yang dipandang sebagai dunia virtual tiga dimensi yang dapat dihuni melalui avatar.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, dunia metaverse sudah cukup banyak digambarkan di sejumlah film-film bergenre Sci-Fi seperti The Matrix, Ready Player One, Free Guy, dan itupun hanya menyebut film yang baru-baru ini saja. Adapun film lama seperti; Total Recall, Lawnmower Man, dan Johhny Mnemonic bagi yang generasi 90an, dan itupun masih banyak lagi.
Entah masa depan metaverse Mark Zuckerberg akan segera terwujud atau tidak dalam waktu dekat ini, Meta Platforms Inc. dikabarkan akan berfokus pada produk yang berbasis komunitas, perdagangan dan realitas virtual (VR) dan juga pencipta kreatif. Pada penjelasan Mark Zuckerberg yang berdurasi satu jam mengenai pengenalan Metaverse, disebutkan bahwa dengan dorongan komunitas yang besar (yang pada dasarnya metaverse akan terbentuk dan terwujud jika kita semua berpartisipasi), akan membentuk lingkungan virtual yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi, beraktivitas, bermain, belajar, bekerja, dan juga berdagang di dalam metaverse.
Dengan sejumlah kasus yang telah terjadi terkait Mark Zuckerberg dan Facebook sendiri, menimbulkan respon yang skeptis dan negatif terhadap inovasi ataupun produk yang ditawarkan oleh Mark. Ini tentu akan menjadi hambatan bagi Metaverse ini untuk bisa terwujud karena ketergantungannya dengan komunitas. Jika Mark Zuckerberg, atau dalam hal ini Meta Platform Inc. mampu mengembalikan kepercayaan penggunanya kembali di waktu kedepan dengan cara apapun itu, mungkin dalam waktu dekat ini kita bisa menikmati apa yang selama ini menjadi sesuatu yang fiktif belaka.