Ray Tracing: Standar Industri Game Masa Depan



Bagaimana pendapat kalian mengenai estetika visual di dalam sebuah game? Apakah kalian tipe yang menomorsatukan visual grafik yang memanjakan mata? Atau apakah kalian tipe yang lebih memilih performa yang lancar dibandingkan grafik yang bagus? Atau mungkin kalian tipe kaum elitis yang wajib untuk mencapai keduanya? Tipe manapun itu, tampaknya kita sekarang sudah satu langkah menuju masa depan yang cerah untuk bisa mencapai kualitas grafik yang mendekati hiper realistis bersamaan dengan kualitas permainan yang halus (tidak nge-lag).

Disamping desainer yang berbakat, teknologi atau alat yang digunakan pun harus memadai untuk dapat memberikan kesan yang bagus terhadap game yang dibuat secara keseluruhan. Teknologi dimaksud yang sejauh ini sering dibicarakan tidak lain dari Ray Tracing. Apakah itu Ray Tracing? dan sudah sejauh manakah perkembangannya di dunia video game?

 
Untuk kalian yang suka cari tahu mengenai update PC dengan komponen terbarunya setiap saat, mungkin istilah yang satu ini bukan sesuatu yang baru lagi untuk kalian. Setiap ditampilkan dengan entah PC, laptop, atau bahkan smartphone dan tablet pun, hal nomor dua atau nomor satu kalian yang kalian perhatikan adalah GPUnya (disamping RAM dan kapasitas memori).  GPU sendiri untuk sebuah gawai berfungsi dalam memproses grafis dalam setiap perangkat dengan cara memproses instruksi dari sebuah software untuk ditampilkan ke layar dengan render atau rendering. Hal ini menjadi penting ketika semakin tinggi kehalusan dan kualitas gambar, tentu akan memakan energi dan waktu untuk memproses (dalam hal ini render) sebuah tampilan video dan atau gambar entah itu dua dimensi 2D ataupun tiga dimensi 3D. 

Dengan semakin berkembangnya teknik software yang mampu menyajikan kualitas grafis yang lebih bagus, tentu perangkat untuk menopang semua itu ikut serta dikembangkan. Sejauh ini, teknik rendering yang kita lihat sehari-hari menggunakan rasterisasi yang hukumnya mendasar untuk penyajian gambar dari setiap prosesor yang digunakan. Belakangan ini, sudah muncul kabar bahwa teknik alternatif sudah mulai mampu digunakan untuk sebuah perangkat dengan kemunculan GPU baru yang bernama ray tracing

Apakah itu Ray Tracing?

Mungkin sebagian besar dari kalian sudah bisa menerka-nerka, ray tracing sendiri adalah teknik render yang bekerja dengan mensimulasikan sinar cahaya atau sumber cahaya sebenarnya dengan menggunakan algoritme untuk melacak jalur cahaya seperti bagaimana sifat alami sinar cahaya bergerak di dunia kita sebenarnya. Sederhananya, ray tracing merupakan teknik yang membuat cahaya dalam sebuah objek di layar berperilaku seperti di dunia nyata. Dengan menggunakan teknik ini, desainer (khususnya desainer dan pengembang game) mampu membuat sinar cahaya virtual tampak memantul objek yang ada di dalam game yang menghasilkan bayangan objek tampak lebih realistis dan menciptakan pantulan cahaya yang nyata kepada objek sekitar game.

Kemampuan sebuah perangkat untuk mampu menggunakan teknik ray tracing bisa terealisasi dengan NVIDIA pertama kali mengumumkan bahwa produk GPU terbarunya bernama NVIDIA GeForce RTX memungkinkan game untuk mengaplikasikan ray tracing serta teknologi AI pada Agustus 2018 lalu. 



Peningkatan visual yang ditawarkan ray tracing sungguh menjanjikan jika diperhatikan dari segi teknisnya. Jika selama ini teknik desain untuk menggambarkan sebuah objek menggunakan teknik render rasterisasi, ray tracing mereplika penggambaran dari sinar cahaya langsung, menghasilkan gambar terlihat lebih cerah, megah dan tentu nyata. 

    Perbedaan Ray Tracing dengan Rasterisasi

    Untuk lebih jelasnya, sudah banyak perbandingan yang dilakukan untuk menunjukkan bagusnya ray tracing, dengan membandingkan kualitas gambar antara visual yang tidak menggunakan ray tracing atau RTX dengan yang menggunakan RTX;



    Seperti yang bisa dilihat, RTX membuat objek seperti mobil, dapat memantulkan cerminan maya dan tegak mengikuti objek yang ada disekitarnya, sementara yang tidak menggunakan RTX hanya memantulkan cerminan yang pudar. Cerminan yang dipantulkan dari objek seperti air dan kaca pun juga terlihat lebih padat dan bersih, dan bayangan yang memantul pun lebih halus sesuai dengan jarak objeknya. 

    Tapi dari seluruh gambaran diatas, mungkin ada beberapa dari kalian yang tidak bisa atau susah membedakan perbandingan gambar yang ada di atas. Kalian pun juga tidak salah, ini karena seiring perkembangannya, para pengembang game mampu memanipulasi desain mereka seakan-akan desain yang dibuat menggunakan ray tracing. Ini dilakukan dengan kemahiran para desainer untuk mencapai visual yang hiper realistis dari visi para pemain dan juga pengembang untuk terus mencapai grafik gambar yang halus dan tajam.

    Pengulas teknologi besar seperti Linus Tech Tips pun membuat penelitian terkait penggunaan RTX. Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan beberapa game oleh sejumlah rekan-rekannya selama 5 menit per game untuk memainkan game dengan menyalakan RTX dan jika RTX dimatikan. Dari total waktu 10 menit tersebut, mereka kemudian harus menentukan game mana yang menggunakan RTX dan yang tidak menggunakan RTX. 


Dari hasilnya, bisa dilihat bahwa hanya mereka yang bekerja di bidang visual yang bisa benar menentukan game mana yang menggunakan RTX secara keseluruhan, sisanya hanya benar beberapa game saja. Sesuai judul videonya, dengan kemampuan para desainer handal yang mampu mereplika visual ray tracing seperti game-game tersebut, apakah ray tracing sia-sia?

    Tentu saja tidak, karena visual yang dihasilkan oleh ray tracing akan jauh lebih megah dalam konteks membentuk suasana atau atmosphere yang realistis dan indah dengan pencahayaan yang realistisnya. Dan penggunaan ray tracing akan banyak membantu para desainer untuk berfokus pada estetika visual game yang dibuatnya dibandingkan memakan banyak waktu untuk mengulik dan mengutak-atik teknis bayangan secara manual untuk mereplika visual yang secara langsung dihasilkan oleh ray tracing.

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.