Apa itu Agile Manifesto? Digambarkan dengan Money Heist


{tocify} $title={Table of Contents}

Ketika ditanya mengapa beberapa produk (dalam konteks kami adalah film, serial, bacaan, dan game) bisa berhasil atau tidak, kita perlu mengetahui sebuah faktor yang secara tak langsung berkontribusi di balik keberhasilan judul-judul tertentu. Para pengembang software atau desainer produk digital (UI/UX), mungkin sudah tak asing dengan istilah Agile Manifesto, sebuah mindset yang mengutamakan kolaborasi, feedback dari customer, meminimalisasi proses dan dokumentasi sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, dan uang.

Apa itu Agile Manifesto?

Dalam workflow sebuah tim pengembang produk, Agile Manifesto adalah mindset yang mengutamakan kolaborasi, feedback dari customer, minimalisasi proses dan dokumentasi; agar tim dapat bekerja secara efisien sehingga dapat menghemat waktu, tenaga, dan uang.

Agile Manifesto pada dasarnya adalah nilai-nilai yang diterapkan dalam workflow pengembangan software dan digagas oleh para pengembang software juga. 


Dirancang oleh John Kern, Kent Beck, Ward Cunningham, Arie van Bennekum, Alistair Cockburn, dan 12 orang lainnya, Agile Manifesto ini muncul dari rasa frustasi mereka akan metode Waterfall Model (metode tradisional). Hal ini dikarenakan metode tradisional, Waterfall Model, tidaklah efisien, karena memiliki proses dan jeda yang panjang antara kebutuhan (requirements) dan product delivery, sehingga rawan terjadi pembatalan proyek.


4 Nilai Agile Manifesto (Digambarkan Dalam Serial Money Heist)

Agile Manifesto memiliki 4 nilai yang mendasarinya, yaitu; (1) people over process / manusia daripada proses, (2) products that actually work over documentation / produk yang berfungsi daripada dokumentasi, (3) collaborating with customers over negotiation / kolaborasi dengan pelanggan daripada negosiasi, dan (4) responding to change over following a plan / merespon perubahan daripada mengikuti rancangan semata.


Jika kalian sudah pernah menonton serial Netflix berjudul La Casa de Papel atau Money Heist, secara tak langsung sebenarnya ada 4 nilai Agile Manifesto yang digambarkan didalamnya. Untuk memudahkan penggambaran mindset Agile ini, kami akan memberikan contohnya dengan peristiwa-peristiwa dalam serial tersebut.

MAJOR SPOILER ALERT! Money Heist, Netflix. {alertWarning}

Mengedepankan Individu dan Interaksi daripada Proses dan Alat

Berangkat dari permasalahan yang ada dalam Waterfall Model, nilai pertama yg ada dalam Agile Manifesto adalah penekanan bahwa individu dan interaksi di dalamnya adalah pengendali penuh “setir” sebuah proyek.

Dalam serial Money Heist, kita menyaksikan bagaimana tokoh Profesor mengingatkan kru-nya untuk selalu menggunakan nama samaran selama pelatihan dan pencurian berlangsung. Sayangnya, seiring jalannya cerita, mereka menjadi seperti keluarga, berperang atas rasa sayangnya pada satu sama lain. 

Betapa pun Tokyo, Rio, Moscow, Nairobi, dan lainnya ingin mengikuti rencana dan proses, mereka hampir tidak bisa tenang ketika melihat pasangan terbunuh di depan mereka. Emosi yang mengakar kuat di hati setiap orang, itulah sebabnya banyak yang menggambarkan Money Heist sebagai kisah cinta dan persahabatan daripada pertunjukan kriminal murni.

Mengedepankan Produk yang Benar-benar Berfungsi daripada Dokumentasi

Coba bayangkan betapa banyaknya waktu yang diperlukan ketika sebuah tim harus mengembangkan produk namun di saat yang bersamaan harus membuat dokumentasi spesifik. Bayangkan berapa banyak waktu dan sumber daya yang terbuang sia-sia karena masih menerapkan metode ini.

Coba pilih dua pilihan ini: Menyerahkan setumpuk data tebal untuk reporting kepada klien, atau Memberikan Infografis sederhana yang sudah mencakup keseluruhan informasi proyek. Tentu yang kedua bukan?

Begitu tim perampok yang dipimpin oleh Professor memasuki Bank of Spain, penonton hampir tidak melihat dokumentasi lagi selama aksi itu berlangsung. Tidak ada lagi rencana proyek di atas kertas, tidak ada lagi waktu yang terbuang untuk rekaman, semua rencana ada di kepala mereka. Entah ketika tim perampok mencetak uang kertas atau melelehkan batu bata emas, hasil akhir adalah fokus utama mereka. Mereka tidak akan mengeluarkan pena dan mendokumentasikan detailnya tetapi fokus pada prototipe kerja dan rencana transit untuk kembali ke dunia nyata.

Mengedepankan Kolaborasi daripada Negosiasi Kontrak

Dibandingkan dengan menjalankan proyek yang terpaku pada kontrak awal yang baku, Agile Manifesto menerapkan nilai fleksibilitas dan kolaborasi antara developer dan klien. Hal ini untuk menghindari scoop creep sebuah istilah untuk kejadian dimana sebuah tim terjebak dalam situasi proyek yang sudah tidak terkendali dan jauh dari kontrak awal dengan klien.

Dengan cara ini, kedua belah pihak akan berkolaborasi dan sama-sama diuntungkan. Di satu sisi klien akan meraih realisasi proyek yang sesuai dengan keinginannya, di sisi lain pihak pengembang akan sangat terbantu lewat spesifikasi produk yang lebih detail dan jelas. Sehingga, segala bentuk berubahan tak terduga selama proyek berlangsung dapat didiskusikan bersama.

Pelanggan di Money Heist, kalau dari yang kami lihat, dapat dirujuk ke polisi dan tentara di tempat kejadian. Professor tidak pernah menghabiskan satu menit pun untuk mendiskusikan kontrak dengan para inspektur. Sebaliknya, ia secara konsisten mengusulkan ide-ide yang dapat bekerja dengan baik untuk kedua belah pihak.

Misalnya, membebaskan sandera dengan imbalan waktu tambahan untuk mencetak uang kertas atau menyarankan polisi menghentikan serangan dengan mengancam mereka dengan rekaman suara jahat.

Dan momen yang paling penting, tentu saja, dalam episode akhir di season terakhir ketika Professor menawarkan kesepakatan yang saling menguntungkan kepada polisi dan tim perampok. Inilah yang disebut "kolaborasi”, ketika mereka berhasil memberikan akhir yang fantastis untuk keseluruhan serial.

Mengedepankan Adaptasi Pada Perubahan daripada Mengikuti Rencana Semata

Waterfall Model cenderung kaku pada detail proses yang sudah dibuat, sehingga tidak fleksibel. Sementara Agile menawarkan nilai fleksibilitas pada pengembang untuk melakukan perubahan dalam proyek. Meski begitu, bukan berarti metode ini mengesampingkan nilai perencanaan awal pada proyek. Hanya saja, Agile Manifesto lebih menghargai kecepatan dalam merespon perubahan. Secara teknis, Agile menggunakan iterasi yang responsif dan pendek terhadap perubahan dengan tujuan untuk memungkinkan adanya menambah fitur baru pada iterasi di kemudian hari.

Profesor memiliki banyak rencana di kepalanya; Rencana Paris, Rencana Valencia, Rencana Kamerun, dll. Kebanyakan dari mereka berjalan dengan sukses, tetapi ada kejutan tak berujung dan kejadian tak terduga di antara rencana itu.

Memiliki prosedur yang rinci adalah kunci untuk melarikan diri setelah perampokan, tetapi yang lebih penting bagi tim adalah bagaimana menanggapi perubahan atau krisis ketika itu terjadi di tempat.

Tim perlu berputar dan memaksimalkan peluang kemenangan untuk grup dengan cepat, seperti bagaimana Tokyo memutuskan untuk mengorbankan dirinya untuk sesamanya di pertarungan terakhir.


Demikianlah penjelasan mengenai Agile Manifesto. Dalam tulisan lain, kami akan menjelaskan apa itu SCRUM framework, bagian dari Agile yang juga berperan dalam pengembangan produk (konteks film, serial, bacaan, dan game). Semoga bermanfaat.

Tesalonika

Interdisciplinary artist with background studies in Japanese literature, humanities and creative robotics. Learn more: tesalonika.com instagram email

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.