Setelah sukses mencuri hati penonton dengan Season 1 dan Season 2, The Umbrella Academy (TUA) melanjutkan petualangan mereka dalam Season 3. Kali ini penonton diperkenalkan pada tokoh-tokoh baru, The Sparrow Academy, dimana ada wajah familiar di sana, Ben, yang ternyata hidup di alternate timeline, akibat perubahan yang dibuat di masa lalu oleh anggota TUA.
Ulasan ini mengandung beberapa bocoran cerita minor dari season sebelumnya.
Elliot Page Masih Jadi Daya Tarik Utama
Kekuatan terbesar dari serial TUA adalah tokoh-tokoh mereka yang mudah disayangi dan penulisan cerita yang baik. Sebelum Season 3 dirilis, ada beberapa hal yang terjadi di dunia nyata dan mau tak mau mendampak pada serial ongoing ini. Pengikut TUA sudah tahu tentang Elliot Page (sebelumnya, Ellen Page) yang mengumumkan dirinya sebagai pria transgender di media sosialnya. Banyak yang bertanya-tanya, bagaimana jadinya TUA Season 3 karena Elliot Pagi masih memerankan tokoh Vanya Hargreeves yang adalah perempuan. Selain itu, Ellen Page/Elliot Page memang bintang sekaligus daya tarik utama dari serial ini. Banyak yang menonton TUA karena jatuh cinta pada penampilan Page di film-film lain.
Beberapa penggemar TUA mengungkapkan kekhawatirannya di media sosial, tak sanggup membayangkan betapa rancunya serial favorit mereka dengan adanya perubahan tersebut. Rupanya, tim penulis TUA menangani keadaan dengan sangat baik dan hal ini pun menuai berbagai pujian dari penonton dan penggemar. Penulis mampu menyambung kisah Vanya dan transformasinya sebagai Viktor secara masuk akal dan bisa diterima dengan baik.
Page membagikan sedikit kisah di balik layar tentang bagaimana kisahnya di dunia nyata menginspirasi penulis TUA ketika membentuk perubahan tokoh Vanya dalam acara Late Night with Seth Meyers. Aktingnya dalam TUA tetap top-notch terlepas dari gender atau orientasi seksual, Page memang seorang aktor berbakat.
Petualangan yang Lebih Aneh dan Seru
Setelah gajah dalam ruangan kita bahas di awal, sekarang waktunya benar-benar membicarakan serial TUA Season 3 secara keseluruhan.
Kesinambungan yang Hampir Seamless
Ada satu hal minor di awal Season 3 yang di-shooting ulang dan tak menggunakan scene yang sama di akhir Season 2. Hal ini terlihat jika penonton memperhatikan penampilan tokoh Ben berikut ini.
Meski demikian, jika penonton tidak sempat menonton ulang season sebelumnya, mereka tidak akan menyadari perbedaan ini. Sayangnya jika sudah terlanjur melihat foto di atas, tanpa menonton ulang season sebelumnya pun kamu jadi tahu perbedaannya.
Kelanjutan Season 3 juga mengeksplorasi kemampuan anggota TUA seperti dalam Season 2, Reginald Hargreeves membantu Five mengendalikan kekuatannya, kali ini Reginald juga membantu anggota lain menguasai kemampuan mereka.
Terima kasih pada Marvel Cinematic Universe
Konsep perjalanan waktu dan alternative timeline sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar penonton setelah Marvel Cinematic Universe (MCU) memperkenalkannya lebih dulu. Padahal Netflix dan Disney adalah saingan, namun tampaknya mereka saling mendukung dan jika bukan karena MCU, plot Season 3 yang berpusat pada konsep alternative timeline, mungkin akan sulit dimengerti dan membingungkan.
Akibat perjalanan waktu yang terjadi di Season 2, ada banyak perubahan yang terjadi di Season 3 mengakibatkan alternative timeline dimana Reginald Hargreeves tak mengadopsi Luther, Diego, Allison, Klaus, dan Vanya, melainkan dia mengadopsi tujuh anak dengan kekuatan super lain yang kemudian dinamai The Sparrow Academy. Ketujuh anggota Sparrow punya kekuatan yang berbeda dari anggota TUA yang kita kenal sebelumnya di Season 1 - 2. Setelah kemunculan Layla di Season 2 dengan kemampuannya meniru kekuatan super TUA, kali ini penonton bisa menyaksikan anak-anak lain dengan kekuatan super lain, menjadikan semesta TUA lebih luas dari yang sebelumnya kita kira.
Masih Berusaha Menyelamatkan Dunia
TUA masih berusaha menyelamatkan dunia sebagai plot utama. Jika dalam Season 1, mereka mengetahui kalau ternyata Vanya adalah penyebab kiamat, dan dalam Season 2 mereka mengetahui kalau kematian JFK berkaitan dengan perang nuklir, maka dalam Season 3, penyebab kiamatnya sungguh berbeda dan menawarkan penyelesaian yang lebih kompleks serta outcome yang tak terduga. Jelas sekali bahwa para pencipta serial ini tak mengabaikan kritik untuk Season 2 yang terkesan main aman. Mereka berani mengeksplorasi kemungkinan dan misteri baru tanpa pandang ampun, meski pun hal itu berarti cerita TUA sudah tak sepenuhnya sama dengan komik garapan Gerard Way, vocalist My Chemical Romance.
Akhir dari Season 3 masih meninggalkan banyak pertanyaan dalam benak penonton. Kelihatannya Netflix memang masih ingin melanjutkan kesuksesan TUA ke Season 4 dan seterusnya. Entah misteri apa lagi yang akan diungkap dan kegilaan apa yang akan dihadirkan dalam serial mendatang.