Dikenal sebagai global superstar, Selena Gomez buka-bukaan soal strugglenya dengan Mental Health dalam film Dokumenter “My Mind & Me” di Apple TV+.
Dari luar, kehidupan tampak indah bagi Selena Gomez. Pertama kali dikenal sebagai bintang Disney, lalu kini menjadi aktris, penyanyi, dan selebriti secara global. Tapi bukan berarti, di balik layar, Selena tak punya masalah. Musuh terbesarnya adalah pikirannya sendiri.
Film dokumenter “My Mind & Me” dibuka dengan persiapan di balik layar, saat Selena mencoba pakaian dan mulai merasa khawatir karena merasa tubuhnya tak ideal.
"I could wear jeans and just switch up my T-shirt and put a beanie on and nobody would care." – Selena Gomez, My Mind & Me.
Kemudian, kehidupan Selena seolah berjalan begitu cepat, dari satu panggung ke panggung lain. Dia bersenang-senang, di bawah berbagai sorotan media. Tapi keadaan berubah 180 derajat, setelah 55 penampilan untuk Revival Tour (2016), Selena membatalkan konser. Isu tentang kesehatan mentalnya digoreng oleh media sedemikian rupa, dan tak membuat Selena merasa lebih baik, demikian pula dengan ibunya yang khawatir dengan kondisi Selena.
Disclaimer Kesehatan Mental (CNN Indonesia)
Hanya Manusia dibalik Stardom
Selama masa hiatus, Selena fokus menjaga kesehatan mental dan fisik. Kita ketahui bahwa Selena sempat mendapatkan transplant ginjal karena penyakit Lupus yang dia derita. Penyakit itu sekaligus mengaplifikasi gangguan Depresi dan Kecemasannya.
Di balik gemerlap stardom, Selena Gomez hanya manusia biasa yang punya kelemahan dan emosi. Dia masih berusaha memahami dirinya sendiri, dan pikiran negatif yang terus menghantui. Kadang kala, penyakit lupusnya kambuh dan membuatnya semakin down.
Dalam dokumenter, Selena tak hanya membuka kehidupannya di balik layar, tapi juga perjalanannya kembali ke kampung halaman di Texas, serta usahanya membangun kurikulum kesehatan mental untuk sekolah-sekolah di AS.
Promosi yang Tak Biasa
Nyaris bersamaan dengan pengumuman tanggal rilis dokumenter “My Mind & Me”, Selena Gomez dan Apple TV+ memberikan subscriber gratis selama 3 bulan untuk pengguna Apple terpilih.
Saya menonton dokumenter ini berkat “subscription gratis” yang mereka berikan. Waktu itu saya pikir, “kok niat banget?” Ternyata, setelah menonton dokumenternya, saya paham kenapa Apple rela memberikan langganan gratis demi mempromosikan film ini. Saya baru tahu kalau Apple memiliki layanan kesehatan mental secara global yang bisa kamu kunjungi lewat tautan berikut [klik di sini].