Kisah Nyata dibalik Film “Once Upon a Time in Hollywood” - Sharon Tate

Kisah Nyata dibalik Film “Once Upon a Time in Hollywood” – Sharon Tate

Mungkin kamu abis nonton film “Once Upon a Time in Hollywood” (2019) yang dibintangi dua aktor tampan, Leonardo DiCaprio dan Brad Pitt, terus kamu bertanya-tanya, “ini ceritanya tentang apa sih?” Bingung?

Sebenarnya, film “Once Upon a Time in Hollywood” yang ditulis dan disutradarai oleh Quentin Tarantino, adalah penceritaan versi Hollywood-nya Quentin atas tragedi nyata, yaitu kasus pembunuhan seorang aktris bernama Sharon Tate di tahun 1969.


Seperti apa kisah nyata dibalik film “Once Upon a Time in Hollywood” ini? Apa saja perbedaan film dan kejadian aslinya?




Kasus Pembunuhan Sharon Tate

Sharon Tate adalah seorang aktris yang sedang naik daun di Hollywood akhir era 60-an. Dia lahir di Dallas, Texas, Amerika Serikat pada tahun 1943. Sharon dan keluarganya ga pernah menetap di satu kota, mereka sering pindah-pindah, sampai akhirnya Sharon memilih tinggal di Los Angels untuk berkarir di industri hiburan. 

Saking berbakatnya, Sharon Tate ini mirip Reza Rahadian di Indonesia, semua film di era dia tuh pasti ada Sharon Tate. Salah satu film yang dia perankan dan populer di era-nya adalah “Valley of Dolls” (1967) dan “Eye of The Devil” (1966). Dalam kehidupan pribadinya, Sharon Tate dikenal sebagai orang yang rendah hati, alias ga sombong. Dia juga cantik, sayang keluarga, dan orang yang lembut, kata orang-orang yang kenal dekat dengan Sharon.

Kisah Nyata dibalik Film “Once Upon a Time in Hollywood” – Sharon Tate
Sharon Tate, 1968 / Getty Image

Sebelum jadi aktris, sejak remaja, Sharon udah terkenal karena kecantikannya. Dia sering menang kompetisi kecantikan, aktif di dunia modeling, dan dikenal selalu menarik perhatian orang kemana pun dia pergi. Tapi karena kecantikannya, Sharon pernah diperkosa oleh seorang tentara, dan dia merahasiakannya sampai dia menikah dengan sutradara, Polanski, yang menegaskan kalau Sharon benar-benar terluka oleh kejadian itu.

Tragedi di hidup Sharon, tidak berhenti sampai di sana aja. Kematian Sharon di tahun 1969 bikin Amerika geger sekaligus marah. Soalnya, di saat dibunuh, Sharon Tate sedang hamil 8 bulan, dan sosok Sharon itu disayang sama banyak orang––balik lagi karena dia cantik dan kepribadiannya yang lembut. Banyak yang ga terima waktu kabar pembunuhannya disiarkan di televisi Amerika.

“She had a unique quality to make anybody, and I mean anybody, feel as if they were the only person that mattered in the whole world. And that could be a beggar in the street. She just had a very warm personal and genuine concern for people.” – Debra Tate, adik Sharon. (source)

Lalu, siapa orang yang tega mengakhiri nyawa Sharon Tate?

Kisah Nyata dibalik Film “Once Upon a Time in Hollywood” – Sharon Tate
Sharon Tate dalam film “Eye of The Devil” (1966) / IMDb


Sekte Sesat Charles Manson dan Pengikutnya

Kita perlu tahu tentang Charles Manson, pemimpin sekte sesat di Amerika, dan pengikutnya. Sekte sesat Charles Manson itu disebut dengan “The Family” atau “Manson Family” yang bertempat di California pada akhir era 1960-an sampai awal 1970-an.

Sekte sesat Manson punya pengikut (kurang lebih) berjumlah 100 orang yang menganut gaya hidup ga biasa. Semacam, mendekat dengan alam, menjauh dari kehidupan “conventional” kayak punya keluarga, kerja, dan melanjutkan pendidikan. Dalam sekte Manson, pengikutnya dibiasakan mengonsumsi narkoba dan zat halusinogen seperti LSD.

Kebanyakan pengikut Manson berasal dari anak muda dan usia produktif. Di era yang sama, juga lagi trend gaya hidup hippie dan hidup berdampingan dengan satu komunitas. Pengikut Manson itu percaya kalau Charles Manson adalah reinkarnasi dari Yesus Kristus karena didoktrin oleh Charles Manson dengan cara menyebut nama akhirnya secara perlahan “man son” atau anak manusia (seperti Yesus Kristus). Bahkan, pengikut Manson juga percaya ramalan Charles Manson soal perang ras yang akan terjadi dan membawa kiamat.

Kisah Nyata dibalik Film “Once Upon a Time in Hollywood” – Sharon Tate
Charles Manson, 1969 / Britannica

Charles Manson sempat dipenjara karena kasus kriminal yaitu prostitusi anak remaja. Namun, di tahun 1967, Manson dibebaskan dari penjara––2 tahun sebelum pembunuhan dan pembantaian di Hollywood yang menewaskan aktris, Sharon Tate dan teman-temannya.

Pembantaian Sadis di Kediaman Sharon Tate dan Leno LaBianca

Pada 8 Agustus 1969, Sharon Tate berada di rumahnya bersama 2 orang teman. Di hari yang sama, Charles Manson memerintahkan salah satu pengikutnya, Charles “Tex” Watson, untuk pergi ke Cielo Drive (daerah tempat Sharon Tate tinggal) dan membunuh semua orang yang tinggal di sana, “sesadis yang dia bisa.”

Manson akrab dengan daerah Cielo Drive, terutama rumah yang ditinggali oleh Sharon Tate karena penyewa rumah sebelumnya adalah produser bernama Terry Melcher. Melcher pernah mempertimbangkan menjadikan Manson sebagai penyanyi, namun Melcher membatalkan keputusannya. Kemungkinan, Manson menyuruh Watson melakukan aksi brutal sebagai balas dendam pada Terry Melcher, tapi ternyata, rumah itu sudah didiami oleh orang lain, yaitu Sharon Tate dan suaminya.

Watson pergi ke Cielo Drive bersama dengan 3 pengikut Manson lain, Susan Atkins, Patricia Krenwinkel, dan Linda Kasabian. Ketika mereka tiba setelah tengah malam, mereka bertemu dengan sebuah mobil yang dikemudikan oleh Steven Parent, seorang anak berusia 18 tahun yang tengah mengunjungi pengurus kebun di wismanya. Watson menembak mati Parent sebelum dirinya, Atkins, dan Krenwinkel masuk ke rumah utama, meninggalkan Kasabian untuk tetap di gerbang sebagai pengintai. 

Kisah Nyata dibalik Film “Once Upon a Time in Hollywood” – Sharon Tate
Tex Watson, Susan Atkins, Patricia Krenwinkel / VanityFair

Keempat orang di rumah itu — penata rambut selebriti Jay Sebring, teman dekat Sharon Tate, juga ada di sana — disuruh berkumpul di ruang tamu, dan Tate serta Sebring dihubungkan dengan tali yang diikatkan di leher mereka. Sebring ditembak dan ditikam sampai mati. Frykowski dan Folger berhasil membebaskan diri dan melarikan diri dari rumah tersebut, namun keduanya dikejar dan dibunuh oleh Krenwinkel dan Watson. Akhirnya, Atkins dan/atau Watson menikam Tate dengan fatal. Saat mereka pergi, Atkins menggunakan darah Tate untuk menulis kata "PIG" (babi) di pintu depan.

Kisah Nyata dibalik Film “Once Upon a Time in Hollywood” – Sharon Tate

“The shock waves that went through the town were beyond anything I had ever seen before. People were convinced that the rich and famous of the community were in peril. Children were sent out of town. Guards were hired. Steve McQueen packed a gun when he went to Jay Sebring's funeral.” – Dunne, Dominick (1999)

Malam berikutnya, Manson mengajak Watson, Atkins, Krenwinkel, dan Kasabian serta Leslie Van Houten dan Steven "Clem" Grogan untuk mencari lebih banyak orang untuk dibunuh. Manson memilih rumah eksekutif toko kelontong di Los Angeles dimana Leno LaBianca dan istrinya, Rosemary, menjadi target selanjutnya. 

Setelah Manson dan Watson mengikat pasangan itu dan merampok mereka, Manson pergi bersama Atkins, Kasabian, dan Grogan. Watson, Van Houten, dan Krenwinkel tetap tinggal dan, bertindak atas perintah Manson, menikam pasangan itu sampai mati, sekali lagi meninggalkan kata-kata yang tertulis dengan darah di dinding.


Setelah kasus ini, para penghuni daerah mewah di Hollywood itu sempat merasa panik dan terancam. Mereka takut kejadian yang menimpa Tate dan LaBianca ikut menimpa mereka juga. Untungnya, tidak lama setelah pembunuhan di rumah Sharon Tate dikabarkan, Charles Manson, Watson, dan para pelaku lain ditangkap.

Motif dibalik Pembunuhan Sharon Tate

Pihak berwajib percaya kalau Sharon Tate dan Leno LaBianca bukan "target" sesungguhnya dari aksi kriminal Manson serta pengikutnya. Mereka hanya familiar dengan kediaman Tate karena penghuni sebelumnya, Terry Melcher, produser musik di Hollywood. Ketika Manson memberi perintah pada Watson dan pengikutnya untuk membunuh sebrutal mungkin, Manson bisa jadi tidak tahu kalau pemilik rumah itu sudah bukan Terry Melcher, melaikan Sharon Tate dan suaminya, Roman Polanski.

Penangkapan Charles Manson, Desember 1969.

Namun, ada beberapa bukti sebaliknya. Pada akhir 1969, anggota Keluarga Manson Susan Atkins—peserta pembunuhan Tate—mengklaim bahwa sekte tersebut membunuh Tate "karena kami ingin melakukan kejahatan yang akan mengejutkan dunia, bahwa dunia harus bangkit dan memperhatikan." Watson membuat klaim serupa. Dia menunjukkan bahwa Manson tahu Melcher tidak lagi tinggal di Cielo Drive. Beberapa orang berpendapat bahwa Manson menargetkan rumah itu sendiri, sebagai simbol penolakannya oleh lembaga musik.

Usaha Quentin Memperbaiki Tragedi Pembunuhan Sharon Tate – Happy Ending ala Hollywood

Usaha Quentin Memperbaiki Tragedi Pembunuhan Sharon Tate – Happy Ending ala Hollywood
Quentin Tarantino, "Once Upon a Time in Hollywood" (2019)

Dalam film "Once Upon a Time in Hollywood" (2019) penonton diperkenalkan pada karakter fiksi, Rick Dalton (Leonardo DiCaprio) dan asistennya, Cliff Booth (Brad Pitt) sebagai lakon utama dalam film. Rick Dalton digambarkan sebagai aktor film Action yang mulai memudar karena usia dan persaingan dengan bintang-bintang muda. Sementara, Cliff Booth digambarkan sebagai asisten tampan serba bisa dan sangat karismatik. Sementara, dalam film ini, tokoh Sharon Tate diperankan oleh Margot Robbie

Usaha Quentin Memperbaiki Tragedi Pembunuhan Sharon Tate – Happy Ending ala Hollywood
Margot Robbie sebagai Sharon Tate dalam film "Once Upon a Time in Hollywood" (2019)

Setelah kita nonton filmnya, lalu tahu tragedi yang menimpa Sharon Tate, kamu harusnya udah sadar kalau ending dari kedua cerita itu sangatlah berbeda. Jika di dunia nyata, Sharon Tate harus menemui ajal dengan cara yang sadis dan brutal di tangan para pembunuh, dalam filmnya Tarantino, Sharon Tate diselamatkan oleh tetangganya, Rick Dalton dan Cliff Booth.

Sesuai dengan latar tahun cerita, Quentin Tarantino menghadirkan warna-warna vibran khas 60s dan 70s dalam filmnya. Dia juga menuliskan kisah yang indah untuk Sharon Tate, bak Fairytale dan ending-ending film Hollywood. Seolah, Trantino ingin Tate tetap hidup dalam film, meski pun dia telah tiada di dunia nyata.

Penokohan Rick Dalton dan Cliff Booth begitu mudah "dipercaya" karena konflik yang dihadapi "relevan" dengan masalah aktor Hollywood pada umumnya –– habis terkenal, lalu redup dengan sendirinya. Margot Robbie yang berperan sebagai Tate, mampu membawakan gimik-gimik kecil khas Sharon Tate semasa dia hidup, seperti gerakan mengigit jari, dan bertelanjang kaki saat berjalan di trotoar. Maka, jika disimpulkan, kekuatan "Once Upon a Time in Hollywood" ada juga dalam diri para pemeran yang mampu membawakan tokoh fiksi dan nyata sebaik mungkin.

Sharon Tate masih hidup dalam "Once Upon a Time in Hollywood" (2019)

Tesalonika

Interdisciplinary artist with background studies in Japanese literature, humanities and creative robotics. Learn more: tesalonika.com instagram email

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.