Bagaimana Cara Menjaga Jarak dari Orang “Bermasalah”?


Sebuah email sampai di inbox beberapa pekan lalu. Tapi, saya baru sempat menjawab pertanyaan itu sekarang. Pertanyaannya sederhana; bagaimana cara menjauhi orang yang bermasalah?

Sebelum jawab pertanyaan tersebut, ada baiknya saya berikan disclaimer lebih dulu:

Penting untuk diingat bahwa informasi yang disediakan melalui situs ini hanya bersifat umum dan tidak boleh dianggap sebagai saran khusus, legal, atau profesional. 
Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian, kerusakan, atau biaya yang mungkin timbul dari penggunaan informasi yang diberikan. Harap berkonsultasi dengan ahli yang kompeten sebelum mengambil tindakan berdasarkan informasi yang disediakan." 

Jika disclaimer di atas telah dimengerti dengan baik, mari kita lanjutkan ke pokok pembahasan!


Definisi Orang “Bermasalah”

Dalam pergaulan, kadang kita bertemu dengan berbagai jenis orang dari berbagai latar belakang pula. Pada dasarnya, semua manusia yang hidup pasti akan menghadapi masalah, baik secara personal atau dengan orang lain.

Ketika ditanya, “bagaimana cara menjauhi orang yang bermasalah?” maka, saya asumsikan bahwa masalah orang yang disebut sudah melampaui batas wajar. Misalnya, ciri-ciri orang bermasalah yang paling umum adalah:

  1. Perilaku destruktif atau kriminal
  2. Konsumsi narkoba atau alkohol berlebihan
  3. Perilaku kekerasan atau intimidasi terhadap orang lain
  4. Ketergantungan emosional dan finansial pada orang lain
  5. Kecenderungan untuk membawa masalah dan konflik ke lingkungan sekitarnya
  6. Kekurangan empati dan kesulitan dalam membangun hubungan baik dengan orang lain.

Saya rasa, yang paling umum ditemui dalam komunitas biasanya ciri nomor 3 - 6, mulai dari perilaku kekerasan (verbal dan non-verbal), mengintimidasi orang lain, hingga kesulitan dalam membangun hubungan baik dengan orang lain––selalu ada aja yang dia ributin.

Kasus bullying memang sering terjadi dalam sebuah komunitas penggemar. Sayangnya, kita gak bisa merubah orang lain. Menghakimi kelakuannya juga gak akan merubah dia jadi lebih baik.

Maka, jika anggota komunitas atau seseorang dalam lingkungan pertemanan yang berlaku seperti itu dan dirasa mengganggu ketenangan batin, ada baiknya menghindar atau menjaga jarak aman.


Langkah-Langkah Menjauhi Orang “Bermasalah”

Ada ungkapan paling klasik, entah kamu masih pernah dengar atau tidak, “yang waras lebih baik mengalah.” 

Ada beberapa langkah yang bisa kamu ambil saat kamu menyadari seorang anggota atau teman dalam komunitasmu “bermasalah”, di antaranya;

Jaga jarak dan hindari kontak terlalu dekat

Sebisa mungkin berilah batasan (boundaries) saat berinteraksi. Tidak perlu sampai memberikan nomor/kontak pribadi pada mereka, supaya kita tidak diganggu oleh mereka. Jika harus bertemu, jangan bertemu berdua saja, ajak teman yang lain, atau beranilah berkata “tidak”.

Fokus pada aktivitas positif dan lingkungan yang positif

Sayang sekali jika kita melewatkan pengalaman-pengalaman seru yang ada dalam komunitas hanya karena seseorang atau segelintir orang yang “bermasalah”. Maka, sebaiknya kita fokus pada aktivitas positif dan dekat dengan anggota komunitas atau teman lain yang positif daripada orang-orang bermasalah itu.

Jangan terlibat dalam masalah atau konflik yang mereka hadapi

Sebisa mungkin hindari juga keterlibatan dalam masalah atau konflik yang dihadapi orang-orang bermasalah. Sebab, hal itu akan membuat kita lelah karena masalah dalam hidup mereka seolah tak ada habisnya. Segala hal bisa dijadikan masalah atau konflik. Sampai yang gak perlu-perlu juga dipermasalahkan. Aduh, capek kan pasti?

Bersikaplah profesional dan hormatilah batas pribadi

Bersikap profesional maksudnya hampir mirip dengan poin awal yang sudah disebutkan di atas. Tidak perlu terlibat dalam kehidupannya sampai terlalu dalam. Terutama jika orang bermasalah yang dimaksud adalah “rekan kerja”. Maka, bersikaplah profesional, stick to the business. Tidak perlu merembet ke ranah lain.

Carilah bantuan profesional jika diperlukan

Kamu tdiak salah baca, bantuan profesional (terutama psikolog) memang bisa menguntungkan posisimu yang sedang berusaha sehat dari pertemanan toxic dengan orang bermasalah. Selain bisa leluasa menceritakan uneg-unegmu, kamu bisa mendapat support emosional dan menata strategi agar bisa hidup lebih sehat setelahnya.


Kesimpulan (TL;DR)

Orang yang memiliki masalah dan perilaku destruktif dapat menimbulkan bahaya bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Tergantung pada tingkat dan jenis masalah yang mereka hadapi, mereka dapat melakukan tindakan kekerasan, merugikan orang lain secara finansial, atau menimbulkan masalah lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengatasi masalah mereka dengan cara yang tepat dan meminta bantuan profesional jika diperlukan.

Jika ada poin yang terlewat, sampaikan jawaban versi kamu di kolom komentar, ya!
Tesalonika

I write, draw, and design things. I study Japanese literature, humanities and creative robotics. Learn more: tesalonika.com instagram email

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.

Mau terus update? Ikuti kami di Telegram, Whatsapp atau langganan surat kabar via email di bawah ini, GRATIS!!!



Jika blog ini bermanfaat, kamu bisa mendukung kreator menghasilkan lebih banyak konten bermanfaat dengan cara memberi donasi.