Mau Disebut Penulis? Kuasai Dulu 3 Kemampuan Dasar Ini


Semua orang bisa menulis, tapi tidak semua orang bisa disebut penulis. Saya tidak ingin disebut elitis, namun kita perlu menetapkan batasan, sebab segalanya sama dengan tidak sama sekali. Artinya, jika semua orang yang menulis bisa menyebut dirinya penulis, maka arti kata “penulis” akan lenyap.

Jika ingin disebut penulis, setidaknya seseorang perlu menguasai 3 kemampuan dasar. Apa aja kemampuan-kemampuan penting bagi penulis itu?



Kriteria Seseorang Bisa Disebut Sebagai “Penulis”

Sebelumnya, sudah dibahas oleh Fiksi Network, peranan penulis dalam perubahan dan disrupsi sosial. Kriteria seseorang bisa disebut sebagai penulis, kurang lebih bisa dirangkum dalam 2 poin:

  • Penulis adalah orang yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan dan mempengaruhi pikiran serta perasaan orang lain.
  • Penulis adalah orang yang mampu memperkenalkan ide-ide baru serta mempengaruhi pandangan dunia.

Kira-kira, dari 2 poin di atas aja, bisa disimpulkan bahwa seseorang yang bisa disebut sebagai “penulis” bukan orang sembarangan. Mereka punya kualitas

Penulis punya kepekaan yang tidak dangkal. Orang yang disebut penulis merupakan orang-orang yang mampu melihat dunia di sekitarnya secara mendalam dan menceritakannya kembali dalam tulisan. Tidak berhenti sampai di situ aja, tulisan yang mereka buat, mampu menarik perhatian dan mempengaruhi pikiran, perasaan, serta pandangan orang lain.

Nah, bagaimana penulis bisa melakukan hal tersebut?

Tentu saja, inilah yang jadi pokok bahasan dalam tulisan ini. Penulis bisa menarik perhatian, mempengaruhi pikiran, perasaan, serta pandangan orang lain, karena penulis punya 3 kemampuan dasar yang TIDAK BISA ditawar. Apa aja?

1. Kemampuan Bepikir Kritis dan Kreatif

Yak, seseorang yang layak disebut penulis, harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Paduan dari critical thinking serta creative thinking, memampukan penulis menarik perhatian orang lain untuk membaca tulisan mereka.

Penulis harus mampu mempertimbangkan dan menganalisis informasi dan ide-ide yang ada sebelum menulis, dan juga memiliki kemampuan untuk membangun dan mengembangkan ide-ide baru dan inovatif. Ini membantu penulis menghasilkan karya yang berkualitas dan memikat bagi pembaca. Kemampuan tersebut juga membantu penulis menciptakan ide-ide baru dan mengembangkan cerita atau karya mereka.

2. Kemampuan Berbahasa, Berkomunikasi yang Efektif, dan Berkolaborasi

Penulis seharusnya mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan mudah dipahami oleh audiens. Ini berarti, seseorang yang layak disebut penulis perlu menguasai kemampuan berbahasa dan berkomunikasi yang efektif. Kemampuan itu termasuk pemahaman kosa kata, penggunaan ejaan yang disempurnakan (EYD), serta pemilihan diksi dan gaya bahasa yang sesuai dengan tujuan tulisan tersebut.

Penulis yang memiliki kemampuan berbahasa dan berkomunikasi yang efektif, pastinya mampu untuk berkolaborasi dengan orang lain. 

Misalnya, jika penulis menerbitkan karya mereka lewat penerbitan tradisional, mereka perlu berkolaborasi dengan editor dan tim penerbitan terkait. Sebagai penulis independen sekali pun, kemampuan berbahasa dan komunikasi yang efektif, juga memampukan penulis menjalin hubungan dengan audiens seperti yang dilakukan oleh Andy Weir.

“Tapi, kak, bukannya ada banyak penulis hebat yang anti-sosial?”

Ya, ada beberapa penulis yang dapat dikategorikan sebagai anti-sosial. Banyak penulis yang memilih untuk menjalani gaya hidup yang lebih tertutup dan memilih untuk menghabiskan waktu mereka sendirian daripada berinteraksi dengan orang lain. Ini dapat membantu mereka fokus pada menulis dan menciptakan karya-karya mereka.

Namun, perlu diingat bahwa anti-sosial bukanlah sebuah kualitas yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Beberapa penulis yang paling sukses dan berpengaruh memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan memiliki jaringan yang luas. Seorang penulis yang baik dapat memanfaatkan hubungan mereka dengan orang lain untuk memperluas pemahaman mereka dan menemukan inspirasi untuk menulis.

Jadi tergantung pilihanmu, kamu mau jadi penulis yang baik, atau jadi orang anti-sosial?

3. Kemampuan Meneliti, Belajar, dan Keinginan Untuk Terus Berkembang

Kalau kita lihat ke sejarah, para penulis legendaris yang sampai sekarang karyanya terus memperi dampak, memiliki kemampuan yang sama, yaitu kemampuan meneliti, belajar, dan keinginan untuk terus berkembang.

Kemampuan itulah yang membantu mereka menciptakan karya-karya yang memiliki nilai dan makna yang luas dan menarik bagi berbagai generasi pembaca.

Pengetahuan dan wawasan yang luas membantu penulis memahami dunia dan menulis tentang isu-isu yang penting dan relevan, serta membuat karya-karya mereka lebih bermakna dan memikat. Kemampuan untuk terus belajar dan berkembang membantu penulis mengatasi tantangan dan perubahan dalam industri penulisan dan memastikan bahwa karya-karya mereka tetap relevan dan bermakna bagi pembaca.


Jika hari ini kamu belum menjadi “penulis” dan kamu ingin menjadi penulis…

Moonhill Indonesia menyediakan wadah belajar buat kamu lewat program Fiksi Network. Melalui program ini, kami berharap bisa memupuk generasi penulis baru yang sehat jiwa dan mentalnya. Sebab, seperti kata Dee Lestari, jadi penulis tidak harus punya gangguan jiwa. Kita bisa jadi penulis yang sehat dan menciptakan karya-karya bernilai dan bermakna.

Wajah Penerbitan Era Media Baru
Katia

Anagram of a fiction writer, telling stories since 2014. Co-founder of Moonhill.id.

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.