Review Film “Re/Member” di Netflix


Jika kamu menyukai serial bertema game seperti Alice in Borderland atau film dengan time-loop seperti Happy Death Day, kemungkinan besar, kamu akan menyukai film Re/Member yang telah tayang di Netflix.

Film ini bercerita tentang 6 siswa SMA yang ga akrab, tapi tiba-tiba dikumpulkan setiap tengah malam di sekolah, untuk mencari potongan-potongan tubuh anak kecil yang menjadi korban pembunuhan dan mutilasi beberapa tahun silam. Selama pencarian itu, mereka dikejar oleh “Gadis Merah” yang akan membunuh mereka. Jika mereka terbunuh, keesokan pagi mereka akan bangun lagi di hari yang sama.

Agar time-loop tersebut berhenti, mau tak mau, ke-6 siswa SMA ini perlu mencari cara terbaik untuk mengecoh Gadis Merah dan menyelesaikan misi setiap malam.

Sayangnya, film ini bukan tanpa kekurangan. Jadi ada banyak kelemahan-kelemahan yang membuat film ini garing. Misalnya, sebagai penonton, kita ga benar-benar melihat perkembangan dari “keakraban” antara 6 tokoh ini. Keakraban tersebut terjadi begitu saja seolah sudah diatur dalam plot. Tapi tak ada keputusan karakter yang berarti untuk memunculkan “keakraban” di antara mereka. Selain itu, pacing ceritanya terlalu lambat dan terlampu cepat pada bagian-bagian yang ga semestinya. Tipikal drama Jepang. 


Namun, dari segi horor, film ini memang memperlihatkan penyiksaan secara eksplisit setara film-film SAW. Ditambah sosok monster atau hantu yang seremnya kacau abis, khas film horor Jepang. Melihat horor dan kesadisan yang dialami oleh para tokoh, tanpa banyak penjelasan dan dialog, penonton pasti bisa mengerti, mengapa 6 siswa SMA yang punya macam-macam masalah di dunia nyata, mendingan cepet-cepet menyelesaikan misi. Jadi, ibaratnya, masalah mereka di dunia nyata jadi ga ada apa-apanya kalau dibandingkan Monster Gadis Merah yang harus mereka hadapi tiap tengah malam.

Pada intinya, film Re/Member mencoba menggabungkan elemen drama, horor dan thriller dalam satu wadah. Meski pun jadi terlalu banyak “tema” yang perlu dieksplor dalam suatu cerita yang juga ga kalah template, anehnya, Re/Member masih bisa memberi kesan.
Katia

Anagram of a fiction writer, telling stories since 2014. Co-founder of Moonhill.id.

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.