Dark Academia: Definisi dan Subkultur

Film "Dead Poets Society" dibintangi oleh Robbie Williams.


Dark Academia adalah sebuah subkultur dan estetika yang menekankan pada kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, apresiasi terhadap sastra, seni, dan musik klasik, serta ketertarikan pada sejarah dan mitologi.

Estetika ini ditandai dengan palet warna gelap, seperti hitam, hijau tua, dan merah tua, dan gaya preppy dengan elemen pakaian vintage dan tradisional. Namun, subkultur ini juga mendapat kritik dari beberapa pihak.


Filosofi Visual, Gaya Hidup, dan Fashion

Estetika ini ditandai dengan palet warna gelap, seperti hitam, hijau tua, dan merah tua, dan gaya preppy dengan elemen pakaian vintage dan tradisional.

Tipe fashion Dark Academia. Isi lemari saya sebelum pindah haluan jadi Light Academia.

Estetika Dark Academia sering dikaitkan dengan gaya Gothic dan Romantis, dan dipengaruhi oleh karya-karya penulis seperti Edgar Allan Poe, William Shakespeare, dan Oscar Wilde, serta musik dan seni klasik. Subkultur ini juga menekankan pada pencapaian akademis, intelektualisme, dan keinginan untuk belajar dan menjelajahi ide dan perspektif baru.

Dark Academia telah menjadi populer di platform media sosial seperti Tumblr, TikTok, dan Instagram, di mana pengguna berbagi foto, video, dan inspirasi untuk estetika ini. Ini juga telah menginspirasi sejumlah tren fashion, termasuk blazer tweed, sepatu oxford, dan aksesori berinspirasi vintage.

Sumber: Unsplash.com


Kritik Pada Subkultur "Dark Academia"

Beberapa kritik terhadap Dark Academia meliputi:

  • Elitisme: Subkultur ini sering kali dikaitkan dengan elitisme dan eksklusivitas, karena menekankan pada pencapaian akademis dan pengetahuan tertentu yang dianggap lebih superior. Hal ini dapat membuat orang merasa tidak termasuk atau merendahkan mereka yang tidak memiliki akses atau kesempatan yang sama dalam pendidikan atau pengetahuan.

  • Romantisasi: Dark Academia seringkali dipandang sebagai romantisasi dari kehidupan akademis yang sebenarnya tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Estetika ini dapat memperkuat citra romantisme yang tidak realistis dari dunia akademis dan mengabaikan aspek praktis dan kenyataan dari kehidupan akademis.

  • Keterkaitan dengan Gothik: Keterkaitan Dark Academia dengan gaya Gothik dapat menghasilkan stereotipe yang kurang akurat tentang Gothik sebagai subkultur yang menganut kepercayaan atau pandangan hidup tertentu. Hal ini dapat menyebabkan stigmatisasi dan diskriminasi terhadap orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai Gothik atau terkait dengan estetika tersebut.

  • Kurangnya Diversitas: Estetika Dark Academia cenderung berfokus pada budaya Barat dan karya-karya sastra klasik yang berasal dari konteks budaya tertentu. Hal ini dapat membuat estetika ini kurang inklusif dan kurang mewakili keragaman budaya dan perspektif yang ada di seluruh dunia.

Meskipun demikian, Dark Academia tetap menjadi subkultur yang populer dan menarik bagi banyak orang. Subkultur ini menginspirasi orang-orang untuk mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan, menemukan keindahan dalam karya-karya seni dan sastra klasik, dan mengeksplorasi perspektif dan ide baru.

Kritik-kritik tersebut seharusnya dijadikan pertimbangan untuk memperluas perspektif dan inklusivitas dalam subkultur ini dan mendorong orang untuk mengeksplorasi keragaman budaya dan pandangan hidup yang berbeda.
Katia

Anagram of a fiction writer, telling stories since 2014. Co-founder of Moonhill.id.

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.