Pernahkah kamu bangun di pagi hari dengan jerawat yang tiba-tiba muncul? Saat itu, kamu pasti bertanya-tanya dari mana jerawat tersebut berasal. Hal yang lebih menyebalkan lagi, jerawat atau "breakout" seringkali muncul pada hari-hari penting yang membuat kita panik dan khawatir, tahu bahwa penampilan kita akan terganggu oleh breakout. Momen ini pasti pernah dirasakan oleh semua orang, tidak peduli berapa usia seseorang, jerawat dapat muncul kapan saja tanpa kita duga.
Sudah banyak informasi tentang breakout yang tersebar luas, dan sepertinya semuanya menyalahkan cokelat sebagai penyebabnya. Namun, benarkah konsumsi cokelat memang bisa menyebabkan breakout pada kulit? Sebenarnya, masih banyak perdebatan mengenai cokelat secara spesifik menimbulkan jerawat, dan sepertinya belum ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung hubungan langsung antara makan cokelat dan timbulnya breakout. Oleh karena itu, sebagai salah satu pejuang anti breakout, aku akan menguak fakta seputar cokelat dan breakout.
Kenapa Kulit Bisa Timbul Jerawat
Jerawat adalah kondisi kulit yang umum terjadi ketika folikel rambut di bawah kulit tersumbat. Sebum-minyak yang membantu menjaga kulit agar tidak kering-dan sel-sel kulit mati menyumbat pori-pori, yang menyebabkan timbulnya "luka", yang biasa disebut jerawat. Jerawat paling sering muncul di wajah, tetapi juga dapat muncul di punggung, dada, dan bahu.
Tapi Bagaimana Dengan Makanan?
Menurut studi, Makanan bukanlah penyebab utama jerawat. Penyebab sebenarnya dari jerawat adalah penumpukan sel kulit mati di dalam pori-pori, kelebihan minyak kulit (disebut sebum), dan perkembangbiakan bakteri penyebab jerawat.
Hormon juga berperan dalam perkembangan jerawat. Itulah mengapa jerawat sangat umum terjadi pada masa pubertas dan, bagi wanita, sekitar waktu menstruasi. Keturunan juga merupakan salah satu faktor dari jerawat. Jadi, jika orang tua kamu berjerawat, kemungkinan besar kamu juga akan berjerawat.
Walaupun begitu, adapun makanan tertentu yang mampu memicu timbulnya jerawat seperti;
Fast Food
Kita semua tahu bahwa makanan cepat saji bukanlah opsi terbaik untuk kita. Makanan cepat saji adalah penyebab dari berbagai masalah kesehatan, yang biasanya terdiri dari kentang goreng, hamburger, pizza, dan semua makanan kecil yang penuh dengan minyak, lemak jenuh yang tinggi dan bahan-bahan olahan lainnya yang benar-benar dapat mengganggu keseimbangan hormon dan kadar gula darah. Kalau kamu mau makan makanan cepat saji atau fast food favorit kamu, harus bisa membiasakan mengontrol jumlah konsumsi kamu dalam jangka waktu tertentu, atau dengan kata lain, jangan terlalu keseringan atau berlebihan.
Susu
Susu dianggap berkontribusi terhadap keparahan gejala jerawat. Faktanya, protein susu seperti whey dan kasein, telah dikaitkan dengan penyebab peradangan lebih lanjut. Hal ini sering dianggap sebagai penyebab mengapa binaragawan yang menggunakan minuman protein whey sebagai suplemen olahraga mengalami jerawat di tubuh mereka.
Susu mungkin sulit untuk dihilangkan sama sekali karena susu ada dalam jumlah yang cukup banyak dalam makanan yang kita makan setiap hari. Oleh karena itu, mengurangi susu sapi atau mengganti susu alternatif adalah awal yang baik!
Saat ini, ada banyak alternatif yang tersedia untuk bisa mengganti susu sapi yang biasa sebagian besar dari kita suka konsumsi seperti susu kedelai, susu almond, ataupun susu oat.
Gula
Bagi kamu yang menyukai gula, sayangnya, memang benar bahwa gula dan makanan dengan indeks glikemik tinggi merupakan kontributor utama bagi jerawat kamu. Pada dasarnya, makanan dengan kandungan gula yang tinggi menyebabkan kadar insulin tubuh kamu melonjak. Overdosis insulin yang ekstrim ini meningkatkan produksi minyak di kulit, yang menyebabkan folikel dan pori-pori tersumbat oleh sebum - seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Bersamaan dengan efek inflamasi yang disebabkan oleh lonjakan insulin, hal ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri P. Acnes untuk berkembang biak, sehingga memicu timbulnya jerawat.
Penelitian Terkait Jerawat dan Cokelat
Seabad yang lalu, diet atau pola makan sering dipakai untuk menjadi cara tambahan mencegah jerawat. Namun, pada tahun 1960-an, koneksi antara diet dan jerawat diabaikan. Masalah pengaruh cokelat terhadap jerawat tergantung pada masing-masing individu. Meskipun telah dilakukan penelitian selama beberapa dekade, hanya ada sedikit bukti bahwa makanan tunggal seperti cokelat secara langsung menyebabkan jerawat. Yang jadi masalah adalah belum adanya studi yang terkontrol dalam konsumsi cokelat murni, dan cokelat campuran sebagai penyebab terjadinya jerawat, apakah karena cokelat kakaonya yang menyebabkan jerawat, atau karena ada kandungan gula dan susunya?
Untungnya, riset dari Pierre Dougan dan Naser Rafikhah menemukan adanya perbedaan dari dua jenis cokelat yang berbeda. Para peneliti menemukan bahwa orang yang mengkonsumsi cokelat batangan putih (yang mengandung banyak gula dan susu) menunjukkan adanya peningkatan bintik jerawat, sementara mereka yang mengkonsumsi cokelat kadar 100% tidak.
Bagaimana Kalau Kulit Aku Rentan Jerawat?
Sebuah penelitian telah dilakukan untuk mengetahui apakah makan cokelat (atau bubuk kakao) dapat memperburuk jerawat. Dari riset The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology; Para peneliti memberikan dua kapsul yang diisi dengan bubuk kakao murni kepada peserta studi A dan bubuk gelatin kepada peserta studi B yang sama-sama sering mengalami jerawat.
Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi cokelat atau bubuk kakao dapat meningkatkan jumlah jerawat dalam waktu empat hari pada orang yang rentan terkena jerawat. Jadi, sayangnya, makan cokelat atau bubuk kakao dapat memperburuk kondisi jerawat bagi orang yang sering mengalami jerawat.
Kesimpulan
Meskipun tidak ada satu jenis diet yang cocok untuk semua orang yang memiliki jerawat, penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa makanan dapat memperburuk kondisi pada beberapa individu. Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua makanan buruk untuk jerawat.
Sebagai contoh, cokelat murni tidak terbukti menyebabkan jerawat, namun produk cokelat yang dikomersialisasi yang tinggi kandungan susu dan gula dapat memicu jerawat. Demikian pula, produk susu lainnya dan makanan yang tinggi glikemik juga dapat berdampak pada jerawat. Namun, perlu ditekankan bahwa setiap setiap orang berbeda-beda, dan apa yang memicu jerawat pada satu orang mungkin tidak mempengaruhi orang lain.
Secara keseluruhan, untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang, juga memperhatikan bagaimana makanan yang dikonsumsi berdampak pada kulit masing-masing. Jika ada hubungan antara pola makan tertentu dan jerawat, disarankan untuk menghindari beberapa makanan atau melakukan penyesuaian pola makan.
Jadi, buat kamu yang tidak rentan jerawat dari makan cokelat, aku sarankan untuk pilih produk cokelat yang rendah gula dan tentunya tidak memiliki kandungan susu atau dark chocolate, seperti produk cokelat yang satu ini:
Posting Komentar
Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.