Rosé dari BLACKPINK, salah satu girl grup K-pop paling populer dan sukses di dunia, baru-baru ini menghadapi desas-desus jahat yang mencoba menodai reputasi dan citranya.
Berita dan update terpercaya seputar BLACKPINK, Jisoo, Jennie, Rosé dan Lisa, hanya ada di MOONHILL Indonesia.
Desas-desus bermula ketika Riccardo Tisci, mantan chief creative officer 'Burberry', memposting foto di akun Instagram-nya tentang kunjungannya ke mansion Eva Chow, di mana Rosé juga hadir. Dalam salah satu foto, Rosé terlihat duduk di meja dengan beberapa benda di atasnya. Beberapa troll dengan cepat mengambil kesimpulan dan mengklaim bahwa mereka melihat narkoba di atas meja, menyiratkan bahwa Rosé terlibat dalam aktivitas ilegal.
Namun, tuduhan tak berdasar ini segera dibantah oleh penggemar dan netizen lain yang menunjukkan bahwa garis putih yang diduga sebagai obat sebenarnya adalah bagian dari desain meja, dan asbak tidak memiliki hubungan logis dengan tuduhan yang dibuat.
Inilah Yang Terjadi:
Rosé BLACKPINK mendapati dirinya berada di tengah-tengah desas-desus ganas lainnya yang telah terbukti salah. Meskipun menjadi vokalis ulung dan anggota salah satu grup wanita paling populer di dunia, bintang muda muda ini telah menjadi target troll online yang membidiknya di masa lalu karena tuduhan yang tidak berdasar.
Kali ini, sumber rumor tersebut adalah foto yang dibagikan di media sosial oleh Riccardo Tisci, mantan chief creative officer Burberry. Gambar tersebut, yang memperlihatkan Rosé duduk di sebuah meja di tempat yang tampak seperti rumah mewah milik perancang busana dan pengusaha Eva Chow, dengan cepat ditangkap oleh troll yang mengaku melihat alat pemberi obat di atas meja.
Penggemar penyanyi populer itu dengan cepat membelanya, menunjukkan bahwa tuduhan itu sama sekali tidak berdasar dan tidak ada bukti untuk mendukung klaim yang dibuat terhadapnya. Mereka juga menuntut agensinya, YG Entertainment, mengambil tindakan cepat dan tegas terhadap mereka yang mencoba mencemarkan nama baiknya.
To denied baseless allegations pic.twitter.com/EoqoSCOsdL
— PROTECT R (@protectsrose) April 12, 2023
Apa Kebenaran Menjadi Dugaan?
Untungnya, tidak butuh waktu lama untuk kebenaran terungkap. Dalam beberapa menit setelah desas-desus menyebar secara online, ditemukan bahwa apa yang disebut "narkoba" di atas meja tidak lebih dari bagian dari desain meja. Selain itu, asbak marmer juga terlihat di foto, tetapi setelah diperiksa lebih dekat, menjadi jelas bahwa itu tidak ada hubungannya dengan tuduhan yang dilontarkan terhadap Rosé.
Terlepas dari kenyataan bahwa rumor tersebut dengan cepat dibantah, insiden tersebut sekali lagi menyoroti tantangan yang dihadapi wanita di industri hiburan. Bias misoginis masih menyebar di banyak sudut masyarakat, dan kemudahan penyebaran tuduhan palsu secara online hanya memperburuk masalah.
Sangat menyakitkan bahwa Rosé, yang telah bekerja keras untuk mencapai kesuksesan sebagai vokalis dan penyanyi, harus menjadi sasaran serangan tak berdasar seperti itu. Namun sayangnya, ini adalah kenyataan yang dihadapi banyak wanita di industri hiburan.
Untungnya, penggemar Rosé telah menunjukkan bahwa mereka tidak akan mendukung perilaku seperti itu. Mereka sangat vokal dalam mendukung penyanyi tersebut, dan telah meminta YG Entertainment untuk mengambil sikap tegas terhadap mereka yang mencoba mencemarkan nama baiknya. Meskipun agensi belum mengeluarkan pernyataan tentang masalah ini, jelas bahwa mereka mendapat dukungan dari banyak penggemar BLACKPINK, yang bertekad untuk membela artis favorit mereka.
Pada akhirnya, kejadian tersebut menjadi pengingat bahwa kita semua harus waspada terhadap rumor tak berdasar dan klaim tak berdasar. Meskipun mudah terjebak dalam drama media sosial, penting untuk diingat bahwa di balik setiap kiriman dan tweet adalah orang yang nyata dengan perasaan yang nyata. Seperti yang diperlihatkan Rosé dan wanita lain di industri hiburan, cara terbaik untuk memerangi kebencian dan misogini adalah dengan cinta dan dukungan dari penggemar dan allies.
Artikel ini adalah diterjemahan dari CloutNews.com yang ditulis oleh Sahil Prashar.