3 Rekomendasi Platform Menulis untuk Penulis Baru




Rekomendasi ini dikhususkan untuk penulis fiksi atau sastra. 

Perlu diingat juga:

Rekomendasi yang disampaikan dalam tulisan ini hanyalah anjuran. Sebagai pembaca yang cerdas, penting untuk berpikir kritis dan mengolah informasi serta mencari sumber-sumber lain yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembaca. {alertWarning}

Kriteria platform dan aplikasi yang dipilih dalam rekomendasi ini, mengikuti 3 saran memilih platform yang sudah diterbitkan sebelumnya.



Tentukan dulu motivasi dan tujuan menulis

Sebagai penulis baru, kita perlu mengetahui apa motivasi kita saat menulis. Coba ajukan pertanyaan pada diri sendiri, seperti:

  • Apakah kita menulis untuk mendapatkan penghasilan nantinya?
  • Apakah kita menulis untuk melatih diri sebelum menjadi profesional di kemudian hari?
  • Apakah kita menulis hanya karena ingin? Misalnya, sebagai pengisi waktu luang atau sarana berbagi dengan kerabat dekat saja.

Diasumsikan, kita menulis dengan harapan: dapat penghasilan dan melatih diri sebelum jadi penulis profesional. 

Maka, hal pertama yang seharusnya kita lakukan adalah menjangkau audiens sebanyak yang kita bisa.

Jika begitu, kita perlu cermat memilih platform menulis pertama kita, yaitu, kita perlu pilih platfom yang bisa mengantarkan kita ke langkah pertama—menjangkau banyak audiens.


3 Rekomendasi Platform Menulis bagi Penulis Baru

Untuk menjangkau banyak audiens, kita perlu cermat mengetahui, berapa banyak jumlah pengguna yang membaca cerita di platform tersebut.

Jadi, BUKAN tentang banyaknya pengguna saja, tapi berapa banyak yang membaca.

Jumlah pengguna boleh besar, namun jika semua isinya penulis semua, lalu siapa yang membaca?

Maka, berikut ini 3 rekomendasi Platform dari Moonhill untuk penulis pemula, diurutkan mulai dari platform menulis fiksi yang lama dikenal dan baru.


1. Wattpad

Kenapa Wattpad? Karena jumlah pembaca Wattpad di Indonesia masih terhitung banyak.

Selain itu, desain UI/UX platform Wattpad sangat mudah digunakan oleh pengguna awam. Cerita kita juga akan mudah ditemukan pembaca baru, karena desain platform yang bagus dan mementingkan pengalaman pembaca dan membaca. 

Karena desain yang bagus, sangat mudah jika kita mengajak kerabat membaca cerita di sana, apalagi kalau mereka masih awam dengan aplikasi tersebut, jamin deh pasti jarang ada kendala.

Kekurangannya, di awal, penulis baru mungkin tidak bisa langsung dapat uang dari cerita mereka. Tapi bukan itu tujuan awal kita, kan?

Ingat, di langkah awal ini, yang paling penting untuk kita adalah dikenal dan dilihat oleh pembaca sebanyak-banyaknya lebih dulu.


2. Fizzo

Ini adalah platform dengan jumlah pembaca paling banyak di Indonesia. Saat artikel ini ditulis, jumlah pembacanya mengalahkan Wattpad.

Jika kamu adalah penulis fiksi baru dan masih pemula tapi ingin jadi profesional, Fizzo adalah platform yang dapat melatih kamu jadi penulis fiksi profesional.

Kenapa bisa gitu? Sebab, Fizzo punya fitur khusus di dashboard penulis, yang bisa mendeteksi jumlah kata dalam satu bab novel (min. 1000 kata) serta mendeteksi pengulangan kata, ejaan, typo, penyanduran atau penyalinan ilegal, dan lain sebagainya.

Akibatnya, tulisan di Fizzo cenderung lebih rapi dan tersusun dengan baik dibanding platform Wattpad yang sudah disebutkan di awal.

Kemudian, dari sisi pembaca, mereka bisa memanfaatkan berbagai fitur membaca yang sudah tersedia, seperti Text-To-Speech atau cerita yang bisa dibacakan oleh robot. Jadi, kalau pun malas membaca langsung, pembaca akan tetap berkunjung dan bisa menikmati cerita dengan fitur tersebut.

Jika kamu penulis baru dan ingin melatih diri sekaligus mendapat pembaca baru, maka, Fizzo sangat layak untuk dipertimbangkan.

Tetapi, kamu juga perlu tahu kekurangan dari platform ini. Karena model bisnisnya berdasarkan “retensi pembaca” atau lamanya waktu pembaca di platform, kita jangan sampai terjebak dengan cara memanjang-manjangkan cerita agar mendapat bonus retensi. 

Penting untuk memahami dasar-dasar dan pendalam storytelling dalam proses menulis di platform tersebut, agar penulis bisa memanfaatkan fitur-fiturnya untuk melatih cara bercerita tanpa memanjang-manjangkan kalimat yang tidak perlu dan menghindari pengulangan kata-kata.


3. Membuat Platform Sendiri

Mungkin ini hanya berlaku untuk penulis yang punya banyak modal dan waktu untuk mengelola situs sendiri. Salah satu penulis yang membangun platform sendiri adalah Andy Weir, penulis The Martian.

Memang, ada beberapa keunggulan jika penulis memiliki platform sendiri, misalnya, pembaca baru yang menemukan cerita kita dan menyukainya, bisa mendaftar sebagai member di situs kita sendiri untuk membangun hubungan erat antara penulis dan pembaca.

Ketika kita mempromosikan tulisan kita pun, kita tidak perlu mempromosikan platform orang lain. Jadi, ketika mengeluarkan modal untuk memasang iklan di medsos atau cerita ke teman-teman, maka, semua modal itu kembali lagi ke platform milik kita sendiri.

Selain itu, kita juga tidak perlu bersaing menarik perhatian pembaca dengan penulis lain. Sebab, sama seperti media sosial, kita perlu memahami apa kebutuhan platform dan bagaimana kita berusaha memenuhinya agar cerita kita dinaikkan oleh platform tersebut.

Namun, jika memiliki platform sendiri, persaingan kita hanya dengan diri sendiri; sejauh mana kita bisa menghasilkan cerita yang membuat orang tertarik untuk membaca dan mendaftar sebagai pembaca tetap?

Dengan memiliki platform sendiri, jika suatu hari kita ingin mengembangkannya, maka akan sangat leluasa juga bagi kita. Misalnya, jika sekarang kita menulis cerita berbasis teks, tidak akan sulit jika suatu hari kita ingin menerbitkan komik atau webtoon. Semua tersimpan rapi dalam 1 database yang kita miliki sendiri.

Kekurangannya, membuat platform sendiri perlu banyak waktu dan usaha untuk mendesain dan membagi waktu antara mengurus platform dan menulis. 

Mungkin, untuk meringankan beban, kita bisa menyewa jasa pembuatan website profesional yang sudah terjangkau harganya, atau berkolaborasi dengan teman yang pandai di bidang tersebut.

Pilihan ini hanya cocok bagi penulis yang benar-benar niatnya kebangetan. Mungkin juga bisa jadi saran bagi penulis yang sudah punya komunitas pembaca setia dan ingin melebarkan sayap. Pada akhirnya, memilih untuk membuat website sendiri masih layak dipertimbangkan jika ingin keleluasaan berkarya yang tidak terbatas.


Saran lain dari Pengalaman Pribadi: Menulislah dalam Bahasa Asing

Ini hanya sekedar anjuran yang saya buat sendiri dari pengalaman pribadi. Mungkin bagi penulis asal Indonesia, perlu juga mempertimbangkan menulis dalam Bahasa Inggris untuk dapat menjangkau lebih banyak audiens atau pembaca.

Dengan menulis dalam bahasa asing, kita punya lebih banyak kesempatan untuk berkolaborasi dan menjangkau pembaca dari seluruh dunia. Selain itu, ada platform lain yang dapat kita gunakan untuk menerbitkan karya secara mandiri, seperti Amazon Kindle dan Google Play Books.

Apa ada penulis asing yang menulis dalam Bahasa Inggris dan berhasil? Tentu saja sudah ada. Ini orangnya:

Prof. Yuval Noah Harari


Dan ini buku yang dia tulis dan terjemahkan sendiri dalam Bahasa Inggris. Kemudian, dia terbitkan secara mandiri lewat Amazon Kindle.

Sapiens: Sejarah Singkat Umat Manusia


Untuk kisah Yuval dan Sapiens, akan saya ceritakan dalam artikel lain. Namun, sebagai penutup, saya berharap semoga rekomendasi dalam tulisan ini ini bisa memberi pencerahan dan manfaat yang baik untuk penulis baru di Indonesia.

Katia

Anagram of a fiction writer, telling stories since 2014. Co-founder of Moonhill.id.

Kamu bisa beri komentar sebagai Anonim, NAMA dan URL Medsos, atau akun Google. Tidak ada moderasi komentar di situs kami. Isi komentar pengguna di luar tanggunjawab Moonhill Indonesia.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama
Pengunjung situs blog ini diangap telah membaca dan setuju dengan disclaimer konten kami.