Moonhill Indonesia (moonhill.id) - Peta dunia yang kita kenal sekarang, dikenal sebagai proyeksi Mercator, adalah representasi yang sangat tidak akurat dari dunia. Proyeksi ini, yang pertama kali diperkenalkan oleh kartografer Flemish Gerardus Mercator pada tahun 1569, menggambarkan bumi sebagai permukaan datar. Meskipun ini sangat berguna untuk navigasi, hal itu juga menciptakan distorsi yang signifikan dalam ukuran dan bentuk benua dan negara.
Misalnya, Afrika, benua terbesar kedua di dunia, sering kali digambarkan jauh lebih kecil daripada yang sebenarnya. Sebaliknya, Eropa dan Amerika Utara, yang jauh lebih kecil, biasanya digambarkan lebih besar. Ini bukan hanya masalah estetika atau teknis. Representasi yang salah ini telah berdampak luas pada persepsi kita tentang dunia dan tempat kita di dalamnya.
Peta dunia palsu ini telah digunakan oleh Barat untuk mempertahankan dominasi mereka atas dunia. Dengan menggambarkan negara-negara Barat sebagai lebih besar dan lebih penting daripada yang sebenarnya, mereka telah mampu mempengaruhi persepsi global dan mempertahankan kontrol atas narasi dunia.
Efek dari kebohongan ini masih dirasakan sampai hari ini. Banyak orang masih memiliki persepsi yang salah tentang ukuran dan pentingnya berbagai negara dan benua. Ini telah berdampak pada berbagai aspek kehidupan, dari politik dan ekonomi hingga pendidikan dan budaya.
Untuk melawan distorsi ini, ada gerakan yang tumbuh untuk mendorong penggunaan peta yang lebih akurat, seperti proyeksi Peters, yang memberikan representasi yang lebih proporsional dari dunia. Meskipun perubahan ini mungkin tampak kecil, mereka memiliki potensi untuk secara radikal mengubah cara kita melihat dan memahami dunia kita.
“The term ‘power of representation and representation of power’ sums up quite well how maps and the rise of the Western nation-state system and with that, empire and colonialism are linked."
– Marianne Franklin, professor of Global Media and Politics at Goldsmiths, University of London
Dalam rangka untuk mencapai pemahaman yang lebih akurat dan adil tentang dunia, kita perlu mempertanyakan dan menantang representasi yang salah yang telah kita terima selama ini. Hanya dengan melakukan ini, kita dapat mulai melihat dunia sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang ditampilkan oleh peta dunia palsu.
“Istilah ‘kekuatan representasi dan representasi kekuasaan’ merangkum dengan baik bagaimana peta dan kebangkitan sistem negara-bangsa Barat dan dengan itu, kekaisaran dan kolonialisme saling terkait.”