Baru-baru ini, HYBE, salah satu perusahaan hiburan besar Korea Selatan, terlibat dalam skandal setelah dokumen internalnya bocor ke publik. Dokumen ini, yang bocor saat audit di Majelis Nasional Korea, mengungkapkan komentar kontroversial tentang artis dari berbagai agensi, termasuk BLACKPINK—grup yang sangat populer dari agensi YG Entertainment. Komentar-komentar ini segera memicu kemarahan dari penggemar K-pop dan komunitas hiburan secara luas.
{tocify} $title={Table of Contents}
Isi Dokumen yang Kontroversial
Dalam dokumen tersebut, BLACKPINK disebut sebagai "famous-for-being-famous," yang kira-kira berarti “terkenal hanya karena popularitas, bukan kualitas musikalitas.” Menurut laporan, HYBE menilai popularitas BLACKPINK lebih didorong oleh citra dan kegiatan konser mereka dibandingkan kemampuan musik yang mereka hasilkan.
Pernyataan ini dianggap merendahkan prestasi BLACKPINK, mengingat mereka telah menorehkan banyak pencapaian global. Bagi para penggemar, komentar ini dianggap tidak adil, terutama terhadap member BLACKPINK seperti Jisoo, Jennie, Rosé, dan Lisa, yang dikenal memiliki pengaruh besar dalam dunia K-pop dan diakui secara internasional berkat lagu-lagu mereka serta pencapaian individu maupun grup.
Reaksi HYBE dan Permintaan Maaf
Setelah bocornya dokumen ini, CEO HYBE, Lee Jae-sang, segera mengeluarkan permintaan maaf publik. Ia menyatakan bahwa dokumen tersebut sebenarnya dibuat untuk kepentingan internal dan memonitor tren industri, tetapi menyadari bahwa isinya mengandung komentar yang “sangat tidak pantas” dan dapat disalahartikan. Lee juga menyampaikan penyesalan atas kerugian emosional yang dialami artis dan perusahaan lain yang disinggung dalam dokumen tersebut.
Dalam pernyataannya, Lee berjanji bahwa HYBE akan berhenti membuat laporan semacam ini dan memperketat kontrol internal untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Selain itu, penulis dokumen tersebut telah dipindahkan ke divisi lain sebagai langkah disiplin.
Mengapa Insiden Ini Menggemparkan?
Insiden ini mengungkapkan pandangan di balik layar dari salah satu pemain utama industri hiburan Korea, yang tampaknya memandang artis dari agensi lain dengan cara yang cukup kritis, bahkan merendahkan. Fans dari berbagai fandom bersatu mengecam HYBE atas komentar tersebut, terutama karena pandangan semacam itu dianggap tidak seharusnya datang dari perusahaan sebesar HYBE.
Apalagi, bocornya dokumen ini turut membangkitkan isu lama mengenai bagaimana perusahaan besar di Korea bersaing secara sengit, termasuk lewat “media play” atau strategi media negatif yang terkadang digunakan untuk melemahkan citra pesaing.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Kasus ini mengingatkan bahwa industri hiburan bukan hanya soal musik atau hiburan, tetapi juga persaingan bisnis yang kadang berjalan di luar kendali. Selain itu, insiden ini menunjukkan bahwa pengawasan dan etika perusahaan dalam mengelola opini internal menjadi semakin penting di era informasi terbuka. Para penggemar, terutama dari fandom besar seperti BLINK (penggemar BLACKPINK), juga semakin vokal dan kritis terhadap perlakuan yang dianggap tidak adil terhadap idolanya.
Mengakhiri kasus ini, semoga HYBE dan perusahaan hiburan lainnya bisa lebih berhati-hati dalam kebijakan internal mereka serta memberikan apresiasi yang sesuai bagi semua artis yang telah berkontribusi di industri K-pop.
Ingin mengikuti berita K-pop terbaru lainnya? Ikuti Moonhill ID di Telegram, WhatsApp, dan Instagram biar kamu nggak ketinggalan!
Sumber-sumber: